Pertamina Perkuat Pasokan Gas Kilang Balongan dan Dumai Melalui Serangkaian Perjanjian Strategis
Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengambil langkah strategis untuk memperkuat pasokan gas bagi dua kilang utamanya, Kilang Balongan dan Kilang Dumai. Langkah ini diwujudkan melalui serangkaian perjanjian jual beli gas (PJBG) yang ditandatangani dalam ajang Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex 2025 yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang, Banten.
Fokus utama adalah penandatanganan PJBG antara KPI dan PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). Perjanjian ini krusial karena menjamin pasokan gas jangka panjang untuk Kilang Balongan, yang terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menekankan bahwa PJBG ini merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi antar sub holding Pertamina. Dengan adanya kepastian pasokan gas, diharapkan operasional Kilang Balongan dapat berjalan lebih optimal dan andal.
Volume gas yang akan disuplai ke Kilang Balongan mencapai 23 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD). Taufik Aditiyawarman berharap pasokan ini tidak hanya meningkatkan keandalan operasional kilang, tetapi juga memastikan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Selain PJBG dengan PHE ONWJ, KPI juga melakukan amandemen PJBG dengan EMP Bentu Limited. Amandemen ini ditujukan untuk Kilang Dumai dan berfokus pada perpanjangan periode pasokan gas dari Wilayah Kerja Bentu hingga tahun 2028. Lebih lanjut, kesepakatan dengan EMP juga mencakup upaya memaksimalkan pengambilan Gas Make-Up di Kilang Dumai. Taufik Aditiyawarman menyatakan bahwa EMP Bentu Limited merupakan mitra strategis yang penting bagi KPI. Dukungan dari Kementerian ESDM dan SKK Migas dinilai sangat membantu dalam kerjasama ini, yang pada akhirnya akan menjamin keamanan pasokan gas dan mendukung operasional Kilang Dumai.
Penandatanganan kedua PJBG ini tidak hanya dilihat sebagai transaksi bisnis semata, tetapi juga sebagai wujud komitmen KPI dalam memenuhi kebutuhan energi nasional dengan cara yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Penggunaan gas dalam operasional kilang menjadi salah satu strategi KPI untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong dekarbonisasi. Langkah ini sejalan dengan komitmen KPI untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat.
Inisiatif ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) dan poin 13 (Tindakan untuk Mengatasi Perubahan Iklim). Dengan menggunakan gas sebagai bahan bakar untuk pengolahan minyak di kilang, KPI berharap dapat meningkatkan efisiensi kilang dan menghasilkan emisi yang lebih bersih, sehingga berkontribusi signifikan pada pengurangan emisi secara keseluruhan.
Berikut poin-poin penting yang dibahas:
- PJBG dengan PHE ONWJ:
- Menjamin pasokan gas jangka panjang untuk Kilang Balongan.
- Volume suplai 23 BBTUD.
- Diharapkan meningkatkan keandalan operasional kilang dan ketersediaan BBM domestik.
- Target operasional pasokan gas dari ladang gas OO-OC-OX di Wilayah Kerja ONWJ pada awal tahun 2026.
- Amandemen PJBG dengan EMP Bentu Limited:
- Memperpanjang periode pasokan gas untuk Kilang Dumai hingga 2028.
- Memaksimalkan pengambilan Gas Make-Up di Kilang Dumai.
- Komitmen Lingkungan:
- Penggunaan gas untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung dekarbonisasi.
- Sejalan dengan target Net Zero Emission (NZE) 2060.
- Mendukung SDGs poin 7 dan 13.