Reda Tarif Impor AS-China Dongkrak Optimisme Ekonomi Global 2025

Optimisme terhadap prospek ekonomi global tahun 2025 mengalami peningkatan seiring dengan meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa kesepakatan sementara antara kedua negara adidaya tersebut, yang mencakup penurunan tarif impor, telah memberikan sentimen positif bagi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia.

Dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan pada hari Rabu (21/5/2025), Perry Warjiyo menjelaskan bahwa dengan adanya pelonggaran tensi perang tarif, BI merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2025 menjadi 3%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya pada bulan April 2025, yaitu sebesar 2,9%. Kesepakatan yang dicapai antara AS dan Tiongkok mencakup pemangkasan tarif impor selama periode 90 hari.

Secara rinci, produk-produk asal AS yang memasuki pasar Tiongkok akan dikenakan tarif sebesar 10%, turun signifikan dari tarif sebelumnya yang mencapai 125%. Sementara itu, barang-barang yang diimpor dari Tiongkok ke AS akan dikenakan tarif 30%, mengalami penurunan dari tarif sebelumnya sebesar 145%.

Perry Warjiyo juga menyoroti bahwa perbaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi tidak hanya terbatas pada AS dan Tiongkok. Negara-negara lain, termasuk Eropa, Jepang, dan India, diperkirakan juga akan merasakan dampak positif dari kesepakatan tersebut. Lebih lanjut, penurunan tarif impor ini diyakini akan berdampak pada proyeksi inflasi di AS, yang berpotensi memperkuat ekspektasi penurunan Fed Fund Rate.

Namun demikian, Gubernur BI mengingatkan bahwa dinamika negosiasi tarif impor antara AS, Tiongkok, dan negara-negara lain masih akan terus berlangsung. Kondisi ini menuntut kewaspadaan dan kesiapan untuk memperkuat respons kebijakan guna menjaga ketahanan eksternal, mengendalikan stabilitas, dan memacu pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.

Berikut poin penting:

  • Proyeksi Pertumbuhan Global: BI merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 menjadi 3% dari sebelumnya 2,9%.
  • Kesepakatan Tarif AS-China: Kesepakatan sementara menurunkan tarif impor selama 90 hari.
  • Dampak Positif: Negara-negara lain seperti Eropa, Jepang, dan India diperkirakan turut merasakan dampak positif.
  • Kewaspadaan: Perkembangan negosiasi tarif impor yang dinamis menuntut kewaspadaan dan penguatan respons kebijakan.

Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.