Inisiatif Jaksa Febrow Berdayakan Suku Anak Dalam Terus Menginspirasi Jelang Adhyaksa Awards 2025

Menjelang perhelatan Adhyaksa Awards 2025, sorotan tertuju pada para penerima penghargaan tahun sebelumnya yang telah menunjukkan dedikasi tinggi, baik dalam tugas formal kejaksaan maupun di luar itu. Salah satu figur yang menarik perhatian adalah Jaksa Febrow Adhyaksa Soeseno, peraih penghargaan Jaksa Inspiratif Pemberdaya Masyarakat Adhyaksa Awards 2024.

Adhyaksa Awards, sebuah inisiatif kolaborasi antara sebuah media nasional dan Kejaksaan Agung Republik Indonesia, bertujuan untuk menjaring jaksa-jaksa berprestasi dari seluruh penjuru Indonesia. Ajang ini menjadi wadah apresiasi sekaligus pendorong peningkatan integritas dan profesionalisme di bidang hukum.

Jaksa Febrow, saat menjabat sebagai Kasi Intelijen Kejaksaan Negeri Tebo, memulai langkahnya bukan dari ruang sidang atau penyidikan, melainkan dari wilayah-wilayah terpencil yang menjadi hunian Suku Anak Dalam (SAD).

Kisah inspiratif Febrow bermula dari pertemuannya dengan Yayasan Orang Rimbo Kita (Orik) pada hari pertamanya bertugas di Tebo. Yayasan ini memiliki fokus utama pada pemberdayaan masyarakat adat, khususnya Suku Anak Dalam.

"Awalnya hanya kunjungan silaturahmi dengan Yayasan Orang Rimbo Kita. Mereka berbagi cerita tentang program pemberdayaan masyarakat adat. Dari sana, kami memulai kolaborasi, mulai dari penyuluhan hukum hingga pemenuhan hak-hak dasar mereka," ungkap Febrow.

Dialog tersebut memicu kerja sama dalam bentuk penyuluhan hukum. Namun, seiring berjalannya waktu, kompleksitas kebutuhan masyarakat adat semakin terlihat jelas.

"Bukan hanya soal hukum atau bantuan sembako, mereka tidak memiliki identitas. Tanpa KTP, akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial menjadi terhambat," jelasnya.

Merespons hal ini, Febrow mengambil langkah nyata dengan menggandeng berbagai instansi terkait. Ia melibatkan Disdukcapil, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, BPJS, dan RSUD setempat untuk memfasilitasi perekaman e-KTP, pendataan peserta BPJS, serta pembuatan dokumen kependudukan lainnya. Hasilnya, lebih dari 1.200 warga Suku Anak Dalam kini memiliki identitas resmi dan terdaftar dalam layanan kesehatan nasional.

Selain itu, Febrow juga menginisiasi pembangunan Pamsimas untuk menyediakan akses air bersih, menggantikan sumber air yang sebelumnya tercemar. Di bidang pendidikan, ia mendorong pembangunan rumah singgah sebagai tempat tinggal sementara bagi anak-anak Suku Anak Dalam yang bersekolah jauh dari rumah.

"Semua ini tidak akan tercapai tanpa sinergi. Yang terpenting, masyarakat adat kini dapat lebih dekat dengan hak-hak mereka sebagai warga negara," tutur Febrow.

Menjelang Adhyaksa Awards 2025, capaian ini menjadi landasan penting bagi Kejaksaan untuk terus mengembangkan program-program intelijen yang menyentuh persoalan sosial mendasar. Febrow berharap pengalamannya dapat menginspirasi jaksa lain untuk hadir di tengah masyarakat, tidak hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial.

Adhyaksa Awards kini kembali hadir dengan penambahan dua nominasi baru. Para jaksa yang terpilih akan dinilai tidak hanya berdasarkan prestasi administratif, tetapi juga dari dedikasi, dampak sosial, dan keteladanan mereka sebagai penegak hukum.

Masyarakat pun diundang untuk memberikan penilaian dan masukan kepada panitia terkait jaksa-jaksa yang layak menerima Adhyaksa Award 2025. Panitia berharap masyarakat dapat memberikan informasi yang akurat, terstruktur, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Berikut tautan formulir yang dapat diisi oleh masyarakat: