Aktivitas Belajar Mengajar Terhenti: Banjir Lumpuhkan Puluhan Sekolah di Demak

Banjir yang melanda Kabupaten Demak, Jawa Tengah, sejak beberapa hari terakhir telah menyebabkan ribuan siswa terpaksa diliburkan dari kegiatan belajar mengajar. Dampak bencana ini sangat signifikan, terutama bagi dunia pendidikan di wilayah tersebut.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Demak, Haris Wahyudi Ridwan, setidaknya sebelas sekolah di bawah naungan Dindikbud harus menghentikan sementara kegiatan pembelajaran akibat genangan air yang merendam fasilitas sekolah dan rumah-rumah siswa. Kondisi ini membuat akses menuju sekolah menjadi sangat sulit, bahkan tidak mungkin untuk dilalui.

"Sekolah dan rumah siswa terendam banjir, sehingga akses dari rumah ke sekolah terhambat. Kami telah menginstruksikan kepada satuan pendidikan untuk meliburkan siswa sambil menunggu air surut," ungkap Haris.

Kepastian mengenai kapan kegiatan belajar mengajar dapat dimulai kembali masih belum dapat ditentukan. Dindikbud Demak akan terus memantau perkembangan situasi dan menyesuaikan keputusan berdasarkan kondisi di masing-masing desa dan sekolah. Proses perbaikan tanggul yang jebol oleh pihak terkait menjadi faktor penting dalam menentukan dimulainya kembali aktivitas belajar mengajar.

"Penutupan tanggul jebol sedang dalam proses, sekolah akan menyesuaikan dengan kondisi lokasi desa masing-masing. Jadi, tidak bisa disamakan semua yang libur," jelas Haris.

Salah satu sekolah yang terkena dampak parah adalah SMP IDH Bonang. Ketinggian air di halaman sekolah mencapai lutut orang dewasa, sementara di dalam ruang kelas mencapai 30 sentimeter. Sekolah tersebut terlihat kosong tanpa ada aktivitas belajar mengajar.

Data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak menunjukkan bahwa total terdapat 25 sekolah di Demak yang terendam banjir. Jumlah ini kemungkinan akan bertambah, karena data dari sekolah-sekolah di bawah naungan Kementerian Agama masih belum sepenuhnya terdata.

Pihak Dindikbud Demak mengimbau kepada seluruh guru untuk terus memantau kondisi sekolah masing-masing. Tujuannya adalah agar proses belajar mengajar dapat segera dimulai kembali jika kondisi memungkinkan.

"Kami mohon kepada Bapak Ibu guru yang mengajar untuk terus memantau sekolah masing-masing yang terdampak. Jika semua sudah memungkinkan, segera laporkan dan hari berikutnya bisa langsung masuk ke sekolah masing-masing," imbau Haris.

Berikut adalah rangkuman dampak banjir terhadap dunia pendidikan di Demak:

  • Ribuan siswa diliburkan dari kegiatan belajar mengajar.
  • 11 sekolah di bawah naungan Dindikbud Demak menghentikan aktivitas pembelajaran.
  • 25 sekolah terendam banjir (data sementara).
  • Belum ada kepastian kapan kegiatan belajar mengajar dimulai kembali.
  • Guru diminta untuk aktif memantau kondisi sekolah.

Situasi ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan pihak terkait. Upaya penanggulangan banjir dan perbaikan infrastruktur menjadi prioritas utama agar kegiatan belajar mengajar dapat segera pulih dan siswa dapat kembali menempuh pendidikan mereka.