Prabowo Sapa Purnomo Yusgiantoro dengan Candaan di Acara IPA

Presiden Prabowo Subianto mencairkan suasana di acara Indonesian Petroleum Association (IPA) dengan melontarkan candaan kepada Penasihat Khusus Presiden Bidang Energi, Purnomo Yusgiantoro. Prabowo, saat membuka acara IPA ke-49 di ICE BSD City, Tangerang Selatan, menyebut Purnomo sebagai mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Bahlil Lahadalia sebagai penggantinya.

"Penasihat Khusus Presiden Bidang Energi Profesor Purnomo Yusgiantoro. Katanya Pak Purnomo ini Menteri ESDM, Pak Bahlil penggantinya katanya," ujar Prabowo yang disambut gelak tawa para hadirin, termasuk Bahlil dan Yusgiantoro yang duduk bersebelahan.

Prabowo juga mengungkapkan kedekatannya dengan Purnomo sejak lama dan berkelakar ingin mengetahui rahasia kesehatan Purnomo. "Saya kenal Pak Purnomo ini dari sejak saya masih kecil, beliau masih tetap kuat kita harus tanya rahasia apa beliau, mahal itu rahasiia itu," ungkapnya.

Penekanan Swasembada Energi dan Pemangkasan Birokrasi

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menekankan pentingnya mencapai swasembada energi bagi Indonesia. Ia menegaskan akan menindak tegas pejabat yang mempersulit regulasi di sektor energi.

"Upaya kita terus-menerus untuk mencapai Swasembada energi nasional. Saya selalu mengatakan bahwa kedaulatan suatu bangsa dapat dicapai oleh kemampuan bangsa itu untuk memenuhi pangan untuk bangsanya sendiri, dan kedua, kemampuan bangsa itu untuk memenuhi kebutuhan energinya sendiri," tegas Prabowo.

Prabowo menyoroti kompleksitas birokrasi yang masih menghambat perkembangan usaha di Indonesia dan menyerukan agar hal tersebut segera diatasi.

"Yang penting adalah kebijakan-kebijakan yang kita ambil adalah kebijakan yang masuk akal, common sense, menyelesaikan kesulitan, menyelesaikan masalah berorientasi kepada kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia. Asal itu menjadi pegangan kita, hasilnya sangat cepat kelihatan," pungkasnya.

Purnomo Yusgiantoro sendiri pernah menjabat sebagai Menteri ESDM di era tiga presiden berbeda, yaitu Abdurachman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.