Praktik Pemerasan Ormas Diduga Jadi Alasan Eksodus PKL di Bojongsari

Kondisi Jalan Raya Bojongsari, Depok, kini tampak berbeda. Jumlah pedagang kaki lima (PKL) yang dulunya memadati kawasan tersebut, kini menyusut drastis. Fenomena ini diduga kuat berkaitan dengan maraknya praktik pemerasan yang dilakukan oleh oknum organisasi masyarakat (ormas) terhadap para pedagang.

Zaenal, seorang pemilik toko pancing yang telah lama beroperasi di Bojongsari, mengungkapkan bahwa penurunan jumlah PKL sangat signifikan. "Dulu sepanjang jalan ini ramai sekali dengan PKL, sekarang bisa dilihat sendiri, sangat berkurang," ujarnya.

Para pedagang, terutama pendatang, kerap menjadi sasaran empuk oknum ormas yang meminta sejumlah uang dengan berbagai dalih. "Alasannya macam-macam, ada yang bilang untuk uang rokok, ada yang bilang untuk kontribusi ke ormas, ada juga yang bilang untuk uang koordinasi," imbuh Zaenal.

Kisah serupa juga diungkapkan oleh Juna, seorang pemilik warung nasi yang telah berjualan di Bojongsari sejak tahun 1970-an. Ia menyaksikan langsung bagaimana para PKL yang baru mencoba peruntungan di wilayah tersebut akhirnya memilih untuk angkat kaki akibat tekanan dari ormas.

"Dulu ada tukang durian yang jualan di depan ruko saya, dimintai Rp 150 ribu. Untungnya, saya bantu usir, jadi dia tidak jadi kasih," cerita Juna. Ia juga menuturkan pengalaman seorang pedagang rokok keliling yang bahkan dimintai uang hingga Rp 750 ribu. "Karena tidak kuat, akhirnya dia pindah jualan."

Juna menambahkan bahwa hanya PKL yang memiliki tempat usaha permanen atau lahan sendiri yang berani bertahan, karena oknum ormas biasanya segan untuk mengganggu mereka.

Sebelumnya, pihak kepolisian dari Polda Metro Jaya telah berhasil meringkus empat orang anggota ormas Forum Betawi Rempug (FBR) Cabang Bojongsari terkait kasus dugaan pemerasan di wilayah tersebut. Para tersangka, termasuk Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal FBR Cabang Bojongsari, diduga telah melakukan pemerasan terhadap pedagang sejak tahun 2021. Satu orang anggota ormas lainnya masih dalam pengejaran dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Penangkapan ini bermula dari laporan seorang pedagang bakso yang menjadi korban pemerasan. Korban diintimidasi, dicekik, dan dipaksa menutup warungnya karena menolak memberikan uang kepada para pelaku. Akibat ketakutan, korban akhirnya menyerahkan uang sebesar Rp 500 ribu. Selain itu, para pelaku juga kerap meminta uang keamanan bulanan dengan total mencapai Rp 1 juta.

Praktik pemerasan yang diduga dilakukan oleh oknum ormas ini telah meresahkan para PKL di Bojongsari dan menjadi salah satu faktor utama penyebab eksodus mereka dari wilayah tersebut. Kondisi ini tentu merugikan para pedagang kecil yang berjuang mencari nafkah, serta mencoreng citra Kota Depok.