Kekecewaan Mendalam: Ultras Milan Boikot Laga Pamungkas Kontra Monza
Kekecewaan mendalam membayangi para penggemar setia AC Milan. Kelompok suporter garis keras, yang dikenal sebagai Ultras Milan, mengambil sikap tegas dengan melakukan aksi boikot pada laga terakhir Serie A musim 2024-2025 melawan Monza. Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap performa tim yang dinilai mengecewakan, serta manajemen klub yang dianggap gagal membawa Rossoneri meraih kesuksesan.
Ultras Milan mengumumkan bahwa mereka akan meninggalkan tribun San Siro setelah 15 menit pertandingan berjalan. Tindakan ini adalah simbolisasi dari rasa frustrasi dan kekecewaan mereka terhadap para pemain, jajaran direksi, dan pemilik klub, Gerry Cardinale. Mereka ingin meninggalkan para pemain dan petinggi klub "sendirian dengan rasa malu mereka."
Berikut rincian aksi protes Ultras Milan:
- Titik Kumpul: Casa Milan
- Aksi: Bergerak menuju stadion dan memasuki San Siro
- Durasi: Memberikan dukungan selama 15 menit pertama pertandingan
- Tujuan: Menyuarakan kekecewaan kepada klub
- Akhir Aksi: Meninggalkan stadion sebagai bentuk protes
Keputusan Ultras Milan ini dilatarbelakangi oleh serangkaian hasil buruk yang dialami AC Milan sepanjang musim. Kekalahan 1-3 dari AS Roma pada pekan ke-37 menjadi pukulan telak, memastikan bahwa Milan gagal lolos ke kompetisi antarklub Eropa musim depan. Kegagalan ini menjadi yang pertama sejak musim 2019-2020, menambah luka bagi para penggemar setia. Ketidakpuasan terhadap manajemen klub juga menjadi faktor utama dalam aksi boikot ini. Ultras Milan berulang kali mendesak Gerry Cardinale untuk menjual klub, karena mereka menilai bahwa pemilik saat ini tidak memiliki visi yang tepat untuk membawa Milan kembali ke puncak kejayaan.
Pergantian pelatih di tengah musim juga menjadi sorotan. Pemecatan Paulo Fonseca pada Desember 2024 dan penunjukan Sergio Conceicao sebagai pengganti ternyata tidak membawa perubahan signifikan. Performa tim tetap inkonsisten, dan harapan untuk mengamankan tiket ke kompetisi Eropa pupus di akhir musim. Meskipun AC Milan berhasil meraih gelar juara Supercoppa Italia, pencapaian ini tidak cukup untuk meredakan kekecewaan para penggemar. Mereka merasa bahwa klub membutuhkan perubahan mendasar untuk dapat bersaing di level tertinggi.
Aksi boikot Ultras Milan ini menjadi sinyal kuat bagi manajemen klub untuk segera berbenah dan mengambil langkah-langkah konkret untuk memperbaiki performa tim. Masa depan AC Milan berada di persimpangan jalan, dan hanya dengan perubahan yang signifikan, Rossoneri dapat kembali meraih kejayaan yang telah lama dirindukan oleh para penggemarnya.