India Akan Kembali Mendata Kasta dalam Sensus Nasional: Mengungkap Realitas Dalit dan Implikasinya

India Akan Kembali Mendata Kasta dalam Sensus Nasional: Mengungkap Realitas Dalit dan Implikasinya

Pemerintah India telah mengumumkan rencana untuk memasukkan pendataan kasta dalam sensus penduduk yang akan datang. Keputusan ini, yang disetujui oleh Kabinet Urusan Politik di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, menandai perubahan signifikan dalam kebijakan pemerintah terkait pengumpulan data demografis yang sensitif. Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk memberdayakan kelompok-kelompok yang secara ekonomi dan sosial terbelakang.

Sensus dengan memasukkan data kasta terakhir kali dilakukan pada tahun 1931 di bawah pemerintahan kolonial Inggris. Setelah kemerdekaan, pemerintah India menghindari pengumpulan data kasta dengan alasan kompleksitas administratif dan kekhawatiran akan potensi kerusuhan sosial. Namun, desakan untuk memperbarui data ini terus meningkat, terutama dari kelompok-kelompok yang merasa terpinggirkan dan membutuhkan representasi yang lebih baik dalam kebijakan publik.

Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, menyebut keputusan ini sebagai langkah bersejarah yang akan memberikan manfaat bagi semua golongan yang terbelakang secara ekonomi dan sosial. Juru bicara pemerintah, Ashwini Vaishnav, juga menekankan komitmen pemerintah terhadap nilai-nilai dan kepentingan masyarakat serta negara.

Memahami Sistem Kasta di India

Sistem kasta di India merupakan struktur sosial hierarkis yang kompleks dan telah ada selama berabad-abad. Secara tradisional, masyarakat Hindu dibagi menjadi empat kategori utama yang disebut varna:

  • Brahmana: Golongan pendeta dan cendekiawan.
  • Kshatriya: Golongan prajurit dan penguasa.
  • Vaishya: Golongan pedagang dan petani.
  • Shudra: Golongan pekerja kasar dan pelayan.

Di luar keempat varna ini, terdapat kelompok yang dikenal sebagai Panchama, atau "kelima". Kelompok ini secara historis dianggap berada di luar sistem kasta dan sering disebut sebagai "kaum tak tersentuh". Pekerjaan dan gaya hidup mereka dianggap "mencemari" secara ritual, sehingga mereka mengalami diskriminasi dan pengucilan sosial yang parah.

Fokus pada Dalit: "Yang Tertindas"

Kelompok Panchama ini sekarang lebih dikenal dengan istilah Dalit, yang berarti "tertindas" atau "terpecah". Istilah ini dipilih sendiri oleh anggota kelompok tersebut sebagai bentuk perlawanan terhadap stigma dan diskriminasi yang mereka alami. Mahatma Gandhi pernah menyebut mereka sebagai Harijan (anak-anak Tuhan), tetapi istilah Dalit lebih disukai karena mencerminkan realitas pengalaman mereka.

Dalit merupakan bagian signifikan dari populasi India, mencakup sekitar seperenam dari total penduduk. Mereka sering kali tidak memiliki tanah dan bergantung pada pekerjaan pertanian serta pekerjaan-pekerjaan yang dianggap rendah dan mencemari secara ritual, seperti kerajinan kulit.

Implikasi Pendataan Kasta

Keputusan pemerintah India untuk memasukkan pendataan kasta dalam sensus penduduk mendatang memiliki implikasi yang luas. Data yang dikumpulkan dapat digunakan untuk:

  • Mengukur secara akurat proporsi populasi dari berbagai kasta.
  • Mengidentifikasi kesenjangan sosial dan ekonomi yang ada antar kasta.
  • Merancang kebijakan publik yang lebih efektif untuk mengatasi diskriminasi dan ketidaksetaraan.
  • Memastikan representasi yang lebih adil dari kelompok-kelompok marginal dalam pemerintahan dan lembaga publik lainnya.

Namun, pendataan kasta juga menimbulkan kekhawatiran tentang potensi polarisasi sosial dan politik. Penting bagi pemerintah untuk mengelola proses ini dengan hati-hati dan memastikan bahwa data yang dikumpulkan digunakan untuk tujuan yang konstruktif dan inklusif.

Keputusan India untuk kembali mendata kasta dalam sensus penduduk merupakan langkah penting dalam upaya mengatasi diskriminasi dan ketidaksetaraan yang masih melanda masyarakatnya. Dampak jangka panjang dari kebijakan ini akan bergantung pada bagaimana data tersebut digunakan dan bagaimana pemerintah menanggapi tantangan yang mungkin timbul.