Penangkapan Iwan Setiawan Lukminto: Kilas Balik Karier Sang Pengusaha Tekstil
Penangkapan Iwan Setiawan Lukminto: Kilas Balik Karier Sang Pengusaha Tekstil
Penangkapan Iwan Setiawan Lukminto oleh Kejaksaan Agung pada Selasa malam, 20 Mei 2025, atas dugaan keterlibatan dalam kasus korupsi terkait pemberian fasilitas kredit perbankan kepada PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), telah menarik perhatian publik. Sebelum diterbangkan ke Jakarta, Iwan sempat berada di Kejaksaan Negeri Solo selama tujuh jam. Kejagung menyatakan bahwa penangkapan ini merupakan bagian dari proses penyidikan umum terkait dugaan korupsi dalam pemberian fasilitas kredit bank kepada perusahaan tekstil tersebut.
Siapakah sebenarnya Iwan Setiawan Lukminto? Berikut adalah ulasan mengenai profilnya, merangkum dari berbagai sumber terpercaya, termasuk laman resmi Sritex, laporan keuangan perusahaan, dan pemberitaan media.
Latar Belakang dan Pendidikan
Iwan Setiawan Lukminto lahir di Solo pada 24 Juni 1975. Ia merupakan putra sulung dari mendiang HM Lukminto, pendiri Grup Sritex, yang memulai bisnisnya dari sebuah toko batik sederhana pada tahun 1966. Iwan menyelesaikan pendidikan sarjana di bidang Business Administration dari Suffolk University, Amerika Serikat, pada tahun 1997. Selain itu, ia juga merupakan alumni Lemhanas Angkatan 20, sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan pemimpin-pemimpin strategis bangsa.
Perjalanan Karier di Sritex
Iwan memulai kariernya di Sritex pada tahun 1997 sebagai Asisten Direktur. Kemudian, ia menjabat sebagai Wakil Direktur Utama dari tahun 1999 hingga 2005. Pada tahun 2014, ia diangkat menjadi Direktur Utama, sebuah posisi yang diembannya hingga kemudian beralih menjadi Komisaris Utama. Kiprahnya selama lebih dari dua dekade di Sritex telah membawa perusahaan tersebut menjadi salah satu pemain utama di industri tekstil regional.
Di bawah kepemimpinan Iwan, Sritex mengalami ekspansi yang signifikan, baik di pasar domestik maupun internasional. Perusahaan ini juga dikenal sebagai salah satu pemasok utama pakaian militer, termasuk seragam untuk tentara NATO. Pada masa pandemi, Sritex juga menunjukkan kemampuan adaptasi yang cepat dengan memproduksi masker dan alat pelindung diri (APD).
Pengakuan dan Prestasi
Kesuksesan Iwan Setiawan Lukminto di dunia bisnis juga tercermin dari pengakuan internasional atas kekayaannya. Pada tahun 2020, ia sempat masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes, dengan perkiraan kekayaan mencapai US$ 515 juta. Selain itu, Iwan juga aktif dalam berbagai organisasi dan telah menerima sejumlah penghargaan, termasuk menjadi finalis EY World Entrepreneur of The Year 2015 dan meraih penghargaan 'Best CEO' dari Bisnis Indonesia Award 2015.
Iwan juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) dan kini menjadi Dewan Penasihat AEI. Selain itu, ia juga aktif sebagai Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Dewan Kehormatan Pengurus Besar Wushu Indonesia.
Perbedaan dengan Iwan Kurniawan Lukminto
Selain Iwan Setiawan Lukminto, ada juga Iwan Kurniawan Lukminto yang memiliki peran penting di Sritex. Keduanya merupakan putra dari almarhum HM Lukminto, namun memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda. Iwan Setiawan lahir pada tahun 1975, sementara Iwan Kurniawan lahir pada tahun 1983.
Dalam hal pendidikan, Iwan Setiawan memiliki latar belakang pendidikan di Suffolk University dan Lemhanas, sementara Iwan Kurniawan menempuh pendidikan di tiga institusi ternama di Amerika Serikat. Secara karier, Iwan Setiawan lebih dulu terlibat di Sritex dan pernah menjabat sebagai Direktur Utama, sementara Iwan Kurniawan saat ini menjabat sebagai Direktur Utama.
Dari segi kiprah eksternal, Iwan Setiawan lebih aktif di tingkat nasional, sementara Iwan Kurniawan lebih banyak dikenal melalui perannya di asosiasi pengusaha lokal dan sebagai penggiat seni rupa.
Kilas balik perjalanan karier Iwan Setiawan Lukminto ini memberikan gambaran tentang sosok pengusaha yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi industri tekstil Indonesia. Penangkapan dirinya oleh Kejaksaan Agung tentu menjadi babak baru dalam perjalanan hidupnya, dan akan menarik untuk disimak bagaimana proses hukum akan berjalan.