IDAI Intensifkan Pendampingan Rumah Sakit Daerah Guna Tingkatkan Akses Layanan Intervensi Penyakit Jantung Bawaan

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berkomitmen untuk memperluas akses layanan intervensi penyakit jantung bawaan (PJB) di berbagai daerah di Indonesia. Langkah ini diwujudkan melalui program pendampingan intensif kepada rumah sakit-rumah sakit daerah.

Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap tingginya angka kelahiran bayi dengan PJB di Indonesia. Data menunjukkan bahwa dari sekitar 50 ribu bayi yang lahir dengan PJB setiap tahunnya, 12 ribu di antaranya memerlukan penanganan segera karena kondisi PJB yang kritis. Sementara itu, akses terhadap layanan intervensi PJB masih terpusat di kota-kota besar, terutama Jakarta.

"Kami akan mendampingi rumah sakit daerah dalam membangun sistem kerja yang komprehensif untuk penanganan PJB," ujar Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Kardiologi Pengurus Pusat IDAI, Rizky Adriansyah, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (21/5/2025). "Pendampingan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan dokter anak dan dokter jantung anak, tetapi juga pada penguatan kolaborasi antara berbagai tenaga medis terkait, seperti perawat, dokter anestesi, dan dokter lainnya."

Tim pendamping dari IDAI terdiri dari dokter ahli jantung anak yang berpengalaman lebih dari 10 tahun. Mereka akan bekerja sama dengan rumah sakit daerah hingga mampu memberikan layanan intervensi PJB secara mandiri. Selain rumah sakit daerah, rumah sakit vertikal juga menjadi sasaran pendampingan IDAI.

Selain pendampingan rumah sakit, IDAI juga aktif dalam upaya peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di tingkat primer. Melalui program Indonesian Newborn Pulse Oximetry Screening Training (INPOST), IDAI memberikan pelatihan skrining dan diagnosis awal PJB kepada dokter umum, perawat, dan bidan di fasilitas kesehatan tingkat pertama.

"Kami juga mendukung penuh upaya pemerintah dalam meningkatkan kesehatan anak-anak Indonesia," tegas Rizky. "Inisiatif ini sejalan dengan salah satu poin penting dalam Asta Cita, yaitu penguatan sumber daya manusia dan kesehatan."

Rincian Program Pendampingan IDAI:

  • Pendampingan intensif kepada rumah sakit daerah dan vertikal.
  • Fokus pada pembangunan sistem kerja komprehensif untuk penanganan PJB.
  • Tim pendamping terdiri dari dokter ahli jantung anak berpengalaman.
  • Pelatihan skrining dan diagnosis awal PJB untuk tenaga kesehatan di tingkat primer (INPOST).
  • Dukungan penuh terhadap program pemerintah dalam meningkatkan kesehatan anak Indonesia.

Tujuan Program Pendampingan IDAI:

  • Memperluas akses layanan intervensi PJB di seluruh Indonesia.
  • Meningkatkan kapasitas rumah sakit daerah dalam penanganan PJB.
  • Meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan dalam skrining dan diagnosis awal PJB.
  • Menurunkan angka kematian bayi akibat PJB kritis.