Evaluasi Pelayanan RSUD Karawang: Dedi Mulyadi Soroti Pentingnya Komunikasi Efektif Tenaga Medis

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, baru-baru ini menyoroti perlunya peningkatan kemampuan komunikasi atau public relation bagi para perawat dan bidan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang. Penekanan ini muncul sebagai respons terhadap temuan audit internal rumah sakit yang mengindikasikan adanya permasalahan dalam etika penyampaian informasi kepada pasien dan keluarga.

Perhatian khusus terhadap masalah ini muncul setelah insiden unjuk rasa seorang ayah yang merasa kehilangan akibat kurangnya komunikasi yang baik dari pihak rumah sakit. Dedi Mulyadi menekankan pentingnya kecekatan dan empati dalam berinteraksi dengan pasien, terutama dalam situasi yang sensitif dan penuh emosi. Ia menyampaikan hal ini usai melakukan kunjungan ke RSUD Karawang pada hari Rabu, 21 Mei 2025.

"Kemampuan public relation para perawat dan bidan harus ditingkatkan, terutama aspek-aspek yang berkaitan dengan kecekatan dan responsivitas," ujarnya.

Di sisi lain, Dedi Mulyadi juga memberikan apresiasi terhadap fasilitas yang ada di RSUD Karawang, yang dinilai cukup baik. Ia mengakui bahwa sumber daya rumah sakit tersebut memadai, terutama jika dilihat dari anggaran rutin yang cukup besar, yang sebagian besar dialokasikan untuk kepentingan pegawai. Meskipun demikian, ia menekankan bahwa perbaikan secara menyeluruh perlu segera dilakukan.

Sebelumnya, seorang warga Telukjambe Timur, Karawang, bernama Edwin Septian, melakukan aksi unjuk rasa seorang diri di depan RSUD Karawang pada hari Senin, 5 Mei 2025. Ia menuntut penjelasan dan pertanggungjawaban dari pihak rumah sakit terkait penanganan medis terhadap istrinya. Dalam aksinya, Edwin menyampaikan aspirasinya dengan menggunakan pengeras suara, meminta agar pihak rumah sakit dan tenaga kesehatan yang menangani istrinya memberikan penjelasan langsung.

Menanggapi aksi tersebut, pihak RSUD Karawang melakukan audit internal. Hasil audit menunjukkan bahwa tidak ada kesalahan prosedur medis yang dilakukan. Namun, pihak rumah sakit mengakui adanya kekurangan dalam cara komunikasi yang dilakukan oleh petugas medis, yang dianggap tidak sesuai dengan etika profesi. Sebagai tindak lanjut, petugas medis yang bersangkutan telah dirotasi ke bagian lain.

Dengan adanya evaluasi dan langkah-langkah perbaikan yang diinisiasi oleh Dedi Mulyadi, diharapkan kualitas pelayanan di RSUD Karawang dapat meningkat secara signifikan. Peningkatan kemampuan komunikasi tenaga medis menjadi kunci utama dalam menciptakan hubungan yang lebih baik antara rumah sakit dan pasien, sehingga dapat meminimalisir kesalahpahaman dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.

Langkah-langkah yang diharapkan dapat segera diimplementasikan:

  • Peningkatan kemampuan komunikasi (public relation) bagi perawat dan bidan.
  • Pelatihan etika komunikasi untuk tenaga medis.
  • Evaluasi berkala terhadap prosedur komunikasi dengan pasien dan keluarga.
  • Peningkatan responsivitas terhadap keluhan dan aspirasi pasien.
  • Transparansi informasi mengenai prosedur medis dan hasil pemeriksaan.
  • Penguatan sistem pengaduan dan penanganan keluhan pasien.