Program Makan Bergizi Gratis: Inisiatif Sukarela Pemerintah untuk Kesejahteraan Masyarakat

Jakarta - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah Indonesia dipastikan bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Penegasan ini disampaikan oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, dalam sebuah pernyataan di Jakarta.

Menurut Hashim, program ini dirancang untuk menyediakan makanan yang layak dan sehat bagi sekitar 82 juta warga negara Indonesia. Target utama dari program ini adalah anak-anak sekolah, bayi dalam kandungan, serta anak-anak usia prasekolah atau balita yang berada di tingkat PAUD. Program ini menargetkan 48 juta anak sekolah, 4,3 juta bayi dalam kandungan dan sisanya anak-anak pra sekolah atau balita di tingkat PAUD.

"Saya ingin menekankan bahwa tidak ada unsur paksaan dalam program ini. Tidak ada seorang pun yang akan dipaksa untuk makan jika mereka tidak menginginkannya. Kita tahu ada sebagian masyarakat Indonesia yang mengalami obesitas, termasuk anak-anak dari keluarga berada. Oleh karena itu, partisipasi dalam program ini sepenuhnya bersifat sukarela," ujar Hashim.

Program MBG menyasar ibu hamil, sebagai respons terhadap berbagai masukan yang diberikan kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Asupan gizi yang memadai selama sembilan bulan masa kehamilan dianggap krusial bagi perkembangan bayi.

Data yang ada menunjukkan bahwa sekitar 41 persen anak-anak pergi ke sekolah dengan perut kosong karena orang tua mereka tidak mampu menyediakan sarapan yang cukup. Kondisi ini memotivasi pemerintah untuk memperkenalkan program MBG. Diperkirakan 18 juta anak mengalami kondisi ini.

"Anak-anak sulit untuk berkonsentrasi belajar selama lima jam di sekolah dengan perut kosong. Mereka tidak akan dapat menyerap ilmu yang seharusnya mereka dapatkan," imbuh Hashim.

Lebih lanjut, Hashim menjelaskan bahwa jika 82 juta orang Indonesia mendapatkan makanan dari negara, hal ini akan menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi. Kebutuhan akan bahan makanan seperti telur, susu, dan sayuran akan meningkat secara signifikan.

"Telur dan sayuran akan dipasok dari sumber-sumber lokal. Pada tahun-tahun awal pelaksanaan program, sebagian besar susu mungkin akan diimpor dari negara-negara tetangga seperti Selandia Baru, Australia, dan mungkin juga India. Namun, secara keseluruhan, program ini diharapkan dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia antara 1 hingga 2 persen per tahun," pungkasnya.

Program Makan Bergizi Gratis ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat Indonesia, meningkatkan kualitas pendidikan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.