Kekecewaan Garnacho dan Sindiran Sang Adik Warnai Kekalahan Manchester United di Final Liga Europa

Kekalahan Manchester United atas Tottenham Hotspur dalam final Liga Europa 2025 di Estadio San Mamés, Bilbao, tidak hanya meninggalkan pil pahit di lapangan hijau, tetapi juga memicu riak-riak kontroversi di luar arena pertandingan. Sorotan tajam tertuju pada Roberto Garnacho, adik dari pemain sayap muda Manchester United, Alejandro Garnacho, yang melontarkan kritik pedas terhadap keputusan pelatih Ruben Amorim. Kritik ini terkait dengan keputusan sang pelatih yang tidak menurunkan kakaknya sebagai starter dalam laga puncak tersebut.

Garnacho baru dimasukkan ke lapangan pada menit ke-70, menggantikan Amad Diallo. Waktu yang relatif singkat ini dianggap tidak cukup bagi pemain asal Argentina tersebut untuk memberikan dampak signifikan, padahal sebelumnya ia telah mencatatkan satu gol dan empat assist dalam 13 penampilannya di Liga Europa musim ini.

Ungkapan Kekecewaan dan Pembelaan Diri

Roberto Garnacho, melalui platform media sosial, mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan Amorim. Ia menyiratkan bahwa kontribusi kakaknya selama musim ini kurang dihargai. Unggahan tersebut dengan cepat menyebar di kalangan pendukung Manchester United, memicu perdebatan dan spekulasi.

"Bekerja lebih keras dari siapa pun, membantu di setiap pertandingan, mencetak dua gol di dua final terakhir, hanya untuk bermain 19 menit dan kemudian dijadikan kambing hitam. Sungguh luar biasa," tulis Roberto dalam unggahannya.

Komentar ini diduga merujuk pada peran penting Garnacho dalam final Piala FA musim sebelumnya dan Community Shield di awal musim, serta kontribusinya sepanjang perjalanan Manchester United di Liga Europa musim ini.

Menanggapi kritik tersebut, Ruben Amorim membela keputusannya untuk lebih memilih Mason Mount sebagai starter. Ia merujuk pada performa Garnacho di masa lalu sebagai dasar pertimbangannya.

"Mudah untuk mengatakannya sekarang," ujar Amorim. "Siapa yang menyia-nyiakan peluang besar di semifinal leg pertama? Garnacho. Inilah sepak bola."

Pernyataan Amorim ini seolah menekankan aspek teknis dari keputusannya, namun di sisi lain, justru memperuncing suasana di tengah kekecewaan pasca-kekalahan.

Frustrasi Garnacho dan Spekulasi Masa Depan

Tidak hanya sang adik, Alejandro Garnacho sendiri juga menunjukkan rasa frustrasinya setelah pertandingan. Dalam sebuah wawancara singkat, pemain berusia 20 tahun itu tidak menyembunyikan kekecewaannya terhadap musim yang telah dilalui.

"Musim ini kacau. Kami bahkan tidak bisa mengalahkan siapa pun di liga," ungkap Garnacho.

"Saya bermain di setiap babak untuk membantu tim mencapai final, dan hari ini saya hanya bermain 20 menit… Saya tidak tahu. Saya akan mencoba menikmati liburan musim panas dan kemudian melihat apa yang akan terjadi."

Komentar ini memicu spekulasi mengenai masa depan Garnacho di Old Trafford. Meskipun belum ada indikasi resmi mengenai rencana transfer atau ketidakpuasan dari pihak klub, namun pernyataan tersebut cukup untuk menimbulkan pertanyaan di benak para penggemar dan pengamat sepak bola.