Transformasi Posko Ormas di Jakarta: Dari Simbol Eksklusivitas Menuju Ruang Publik Inklusif
Pemandangan kota Jakarta kini sedikit berbeda. Posko-posko organisasi kemasyarakatan (ormas) yang dulunya menghiasi berbagai sudut jalan, kini mengalami perubahan signifikan. Beberapa di antaranya dibongkar, ditertibkan, dicat ulang, bahkan dialihfungsikan. Transformasi ini merupakan bagian dari upaya menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi seluruh warga.
Penertiban dan perubahan fungsi posko ormas ini merupakan tindak lanjut dari Operasi Berantas Jaya, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk memberantas premanisme dan kejahatan jalanan lainnya. Operasi yang berlangsung dari tanggal 9 hingga 23 Mei 2025, menyasar berbagai bentuk gangguan keamanan, mulai dari premanisme yang mengatasnamakan ormas hingga praktik debt collector ilegal.
Polda Metro Jaya dan jajarannya telah mengamankan ribuan orang dalam operasi ini. Mereka yang terbukti melakukan tindak pidana diproses sesuai hukum yang berlaku, sementara yang tidak terbukti diberikan pembinaan. Operasi ini juga menyita sejumlah barang bukti, termasuk senjata tajam.
Transformasi fisik posko ormas menjadi salah satu fokus utama. Di Jakarta Timur, misalnya, puluhan posko ormas dialihfungsikan menjadi pos keamanan lingkungan (poskamling) dan pos pantau anti-tawuran. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan dan mencegah terjadinya konflik.
Selain alih fungsi, posko-posko tersebut juga dicat ulang untuk menghilangkan simbol-simbol ormas yang selama ini melekat. Warna-warna netral dan motif yang lebih inklusif digunakan untuk menciptakan kesan yang lebih ramah dan terbuka bagi seluruh warga. Di Mampang Prapatan, misalnya, beberapa posko dicat dengan warna merah putih dan difungsikan sebagai poskamling dan posko anti-tawuran.
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, menjelaskan bahwa penertiban posko ormas ini merupakan upaya bersama antara kepolisian dan Pemerintah Kota Jakarta Timur dalam memperkuat keamanan, ketertiban, dan kenyamanan masyarakat. Penertiban juga bertujuan untuk menciptakan ruang publik yang bersih dari simbol-simbol yang berpotensi menimbulkan gangguan keamanan.
Kapolsek Metro Tamansari, Jakarta Barat, AKBP Riyanto menambahkan bahwa alih fungsi posko ormas diharapkan dapat menjadi fasilitas yang mendukung ketertiban dan keamanan lingkungan, sesuai dengan tingkat kerawanan di masing-masing lokasi.
Daftar Perubahan:
- Pembongkaran: Beberapa posko yang dianggap melanggar aturan ditertibkan dan dibongkar.
- Pengecatan Ulang: Simbol-simbol ormas dihilangkan dengan pengecatan ulang menggunakan warna dan motif yang lebih netral dan inklusif.
- Alih Fungsi: Posko-posko diubah menjadi poskamling, pos pantau anti-tawuran, atau fasilitas publik lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Tujuan:
- Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban: Menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi seluruh warga Jakarta.
- Memberantas Premanisme: Menindak tegas praktik premanisme dan kejahatan jalanan yang mengatasnamakan ormas.
- Menciptakan Ruang Publik Inklusif: Menghilangkan kesan eksklusif dan menciptakan ruang publik yang terbuka dan ramah bagi seluruh masyarakat.
Transformasi posko ormas ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi keamanan, ketertiban, dan kenyamanan masyarakat Jakarta. Inisiatif ini juga menjadi contoh bagaimana ruang publik dapat diubah dan dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih luas dan inklusif.