Petronas Ungkap Tantangan Investasi Migas di Indonesia Timur

Raksasa energi asal Malaysia, Petronas, baru-baru ini memberikan pandangan terus terang mengenai pengalamannya berinvestasi di wilayah Indonesia Timur. Pengakuan ini muncul dalam sebuah diskusi panel di acara IPA Convex 2025 yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang.

Petronas pertama kali menjejakkan kaki di kawasan timur Indonesia pada tahun 2009 melalui sebuah usaha patungan dengan perusahaan migas asal Tiongkok, CNOOC. Kemitraan ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi migas di wilayah Palumara Tenggara. Sayangnya, usaha ini tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Muhammad Yusof Abdullah, Head International Ventures Petronas, menjelaskan bahwa kegagalan tersebut menjadi salah satu alasan perusahaan menjauh dari Indonesia Timur untuk sementara waktu.

Beberapa faktor menjadi penyebab keengganan Petronas untuk melanjutkan investasi di wilayah tersebut. Lokasi yang terpencil, kedalaman laut yang signifikan, serta tantangan operasional dan aksesibilitas menjadi pertimbangan utama. Faktor-faktor ini berkontribusi pada peningkatan risiko dan biaya investasi secara keseluruhan.

Namun, ketertarikan Petronas terhadap potensi migas di Indonesia Timur tidak sepenuhnya padam. Pada tahun 2019-2020, perusahaan kembali menjajaki peluang eksplorasi bersama dengan perusahaan migas asal Spanyol, Repsol. Upaya ini memberikan harapan baru, terutama setelah melihat potensi signifikan di blok Sakakemang.

"Kami melihat ada potensi yang signifikan yang belum ditandai. Dan mengingat saat itu, kami pikir itu layak untuk dikejar, terlepas dari semua tantangannya," ujar Muhammad Yusof Abdullah.

Kendati demikian, Petronas menyadari bahwa investasi di Indonesia Timur, khususnya di wilayah perbatasan, memiliki risiko yang tidak sedikit. Salah satu tantangan utama adalah terkait dengan jaminan pembiayaan dari lembaga keuangan. Bank cenderung enggan memberikan pinjaman untuk proyek-proyek di wilayah yang dianggap berisiko tinggi. Selain itu, biaya operasional di Indonesia Timur juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain.

Petronas mengakui bahwa selama bertahun-tahun, keraguan terhadap potensi minyak dan gas di Indonesia Timur menjadi penghalang utama investasi. Meskipun terdapat pertumbuhan, kepastian mengenai keberadaan sumber daya yang signifikan masih menjadi pertanyaan besar.

Berikut adalah tantangan investasi di Indonesia Timur yang diungkapkan oleh Petronas:

  • Lokasi terpencil
  • Kedalaman laut yang signifikan
  • Tantangan operasional
  • Aksesibilitas terbatas
  • Jaminan pembiayaan dari bank
  • Biaya operasional yang tinggi
  • Keraguan terhadap potensi migas