Warga Negara Inggris Diduga Melakukan Tindak Asusila Terhadap Anak-Anak Suku San di Namibia

Sebuah insiden memprihatinkan terjadi di Namibia, melibatkan seorang wisatawan asal Inggris yang diduga melakukan tindakan tidak senonoh terhadap anak-anak dari komunitas adat San. Pria berusia 64 tahun tersebut, yang identitasnya belum diungkapkan, ditangkap setelah kunjungannya ke Desa Adat San di wilayah Otjozondjupa memicu kecaman luas.

Menurut laporan, insiden tersebut terjadi di Grashoek Living Museum, sebuah situs budaya di wilayah Tsumkwe Barat. Turis tersebut diduga memotret anak-anak San dalam keadaan tanpa busana dan melakukan tindakan tidak senonoh terhadap mereka. Inspektur Senior Maureen Mbeha, kepala urusan masyarakat di wilayah Otjozondjupa, mengungkapkan bahwa tersangka diduga menganiaya 16 anak perempuan remaja, 14 anak laki-laki remaja, dan tiga anak laki-laki yang lebih muda. Sebagai imbalan atas perbuatan tersebut, korban dilaporkan diberi permen dan uang.

Pihak berwenang menyita kamera milik tersangka dan menemukan sejumlah foto telanjang di dalamnya. Tersangka, yang tiba di Namibia pada 15 Mei, dijadwalkan untuk hadir di Pengadilan Magistrat Grootfontein. Kasus ini telah memicu kemarahan dan kecaman luas, dengan banyak pihak menyerukan keadilan bagi para korban dan tindakan tegas terhadap pelaku.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Pariwisata Namibia mengutuk keras insiden tersebut, menyebutnya sebagai pelanggaran berat terhadap hak privasi, martabat, dan perlindungan anak-anak. Juru bicara kementerian, Ndeshipanda Hamunyela, menyatakan bahwa tindakan tersebut juga mencerminkan rasa tidak hormat yang mendalam terhadap warisan budaya komunitas San dan melanggar hukum Namibia tentang perlindungan anak di bawah umur.

"Tidak dapat diterima bagi pengunjung mana pun, baik asing maupun lokal, untuk mengeksploitasi atau mengobjektifikasi masyarakat adat atau anak-anak mereka untuk tujuan apa pun, termasuk fotografi," tegas Hamunyela. Ia menekankan pentingnya penghormatan terhadap martabat manusia dan kepekaan budaya dalam semua kegiatan pariwisata di negara tersebut.

Kementerian juga mengimbau operator tur, pemandu, dan wisatawan untuk mematuhi pedoman pariwisata yang bertanggung jawab dan menjaga perilaku etis saat berinteraksi dengan masyarakat lokal. Pariwisata di Namibia harus mempromosikan pemahaman budaya, saling menghormati, dan pembangunan sosial-ekonomi, bukan untuk mengeksploitasi atau mengobjektifikasi masyarakat adat.

Hamunyela juga memuji tindakan cepat pihak kepolisian dalam menangani kasus ini dan meyakinkan bahwa hukum akan ditegakkan. Masyarakat Namibia diimbau untuk melaporkan tindakan tidak manusiawi semacam ini kepada pihak berwenang.

Poin-poin penting dari berita ini:

  • Seorang turis Inggris ditangkap di Namibia atas dugaan pelecehan terhadap anak-anak Suku San.
  • Korban diduga diberi permen dan uang sebagai imbalan.
  • Kementerian Pariwisata Namibia mengutuk tindakan tersebut dan menyerukan pariwisata yang bertanggung jawab.
  • Polisi bertindak cepat dan tersangka akan diadili.