Banjir Bandang Putuskan Akses Utama, Ratusan Warga di Polewali Mandar Terisolasi

Hujan deras yang mengguyur wilayah Polewali Mandar, Sulawesi Barat, pada Rabu (21/5/2025) sore, menyebabkan sebuah jembatan penghubung antar dusun di Desa Tapua', Kecamatan Tapango, putus total. Akibatnya, sekitar 800 jiwa penduduk yang mendiami empat dusun, yakni Tapua', Pussendana, Sepang, dan Pamombong, kini terisolasi.

Jembatan yang menjadi urat nadi transportasi warga tersebut tidak mampu menahan derasnya terjangan banjir bandang. Video amatir yang direkam oleh warga setempat memperlihatkan betapa dahsyatnya arus sungai yang meluap, menyeret dan menghancurkan konstruksi jembatan. Putusnya jembatan ini bukan hanya melumpuhkan aktivitas warga, tetapi juga berdampak pada akses menuju fasilitas-fasilitas publik vital seperti kantor Polsek, kantor desa, dan sekolah. Kendaraan roda dua maupun roda empat tidak dapat melintas, sehingga warga kesulitan untuk beraktivitas sehari-hari.

Rusdi, seorang warga Desa Tapua', mengungkapkan keprihatinannya atas kejadian ini. Ia menuturkan bahwa hilangnya akses jalan akibat jembatan putus sangat menyulitkan mobilitas warga. Rusdi berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak. "Kami tidak bisa ke mana-mana karena jembatan putus. Kami berharap pemerintah segera memberikan solusi agar kami tidak terisolir," ujarnya, Kamis (22/5/2025).

Kepala Desa Tapua', Ahmad, menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan kabupaten untuk menangani dampak banjir dan mengupayakan perbaikan jembatan secepatnya. "Kami sudah berkoordinasi dengan semua pihak terkait untuk mengatasi masalah banjir ini, termasuk jembatan yang hanyut. Kami berharap akses jalan antar desa ini bisa segera terhubung kembali," kata Ahmad.

Pihak desa berharap pemerintah segera membangun kembali jembatan yang menjadi satu-satunya akses penghubung bagi warganya. Hingga Kamis pagi, sebagian wilayah desa masih terendam banjir, dan warga yang rumahnya tergenang air memilih untuk tetap tinggal sambil menunggu air surut sebelum menyelamatkan barang-barang berharga mereka.

Bencana ini menjadi pengingat akan pentingnya infrastruktur yang kuat dan tahan terhadap bencana alam. Pemerintah daerah diharapkan dapat segera mengambil langkah-langkah strategis untuk memulihkan aksesibilitas wilayah yang terdampak banjir, serta melakukan evaluasi terhadap kondisi infrastruktur di daerah-daerah rawan bencana untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Berikut adalah rincian dampak banjir:

  • Akses Terputus: Jembatan utama penghubung antar dusun putus total.
  • Isolasi Warga: Sekitar 800 jiwa di empat dusun terisolasi.
  • Lumpuhnya Aktivitas: Warga kesulitan beraktivitas karena akses jalan tertutup.
  • Fasilitas Publik Terganggu: Akses ke Polsek, kantor desa, dan sekolah terputus.
  • Kerugian Material: Warga mengalami kerugian akibat kerusakan rumah dan barang-barang.