Ibadah haji merupakan perjalanan spiritual yang sakral, dan kelancaran aktivitas di Tanah Suci menjadi dambaan setiap jemaah. Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) telah berupaya menyediakan fasilitas transportasi yang memadai, salah satunya melalui pengoperasian bus Shalawat yang menghubungkan penginapan jemaah dengan Masjidil Haram.

Namun, terkadang jemaah haji mungkin perlu menggunakan taksi untuk mencapai lokasi yang tidak terjangkau oleh bus Shalawat. Guna memastikan keamanan dan kenyamanan selama menggunakan taksi, Kabid Pelindungan Jemaah PPIH, Harun Alrasyid memberikan panduan praktis yang perlu diperhatikan oleh para jemaah haji.

• Utamakan Bus Shalawat: Manfaatkan fasilitas bus Shalawat yang telah disediakan oleh pemerintah untuk mempermudah transportasi dari hotel ke Masjidil Haram dan sebaliknya. Bus ini beroperasi melalui tiga terminal utama, yaitu Syib Amir, Ajyad, dan Jabal Ka'bah, yang strategis untuk memudahkan akses jemaah.
• Jangan Bepergian Sendirian: Hindari menggunakan taksi seorang diri, terutama bagi jemaah lanjut usia (lansia) atau perempuan. Selalu usahakan untuk didampingi oleh anggota rombongan atau keluarga untuk menghindari potensi masalah keamanan.
• Prioritaskan Keamanan: Saat naik taksi bersama jemaah perempuan, dahulukan jemaah pria untuk masuk ke dalam taksi. Sebaliknya, saat tiba di tujuan, dahulukan jemaah perempuan untuk turun dari taksi. Langkah ini bertujuan untuk memberikan perlindungan dan rasa aman bagi jemaah perempuan.
• Negosiasi Tarif: Sebelum memulai perjalanan, biasakan untuk menanyakan dan menegosiasikan tarif taksi dengan pengemudi. Hal ini penting untuk menghindari potensi praktik penipuan atau penetapan tarif yang tidak wajar.

Dengan mengikuti panduan ini, diharapkan jemaah haji Indonesia dapat merasakan keamanan dan kenyamanan selama menggunakan taksi di Tanah Suci, sehingga dapat fokus beribadah dengan khusyuk dan tenang. Kepatuhan terhadap aturan dan tips dari petugas haji juga akan membantu kelancaran seluruh rangkaian ibadah haji.