IHSG Terkoreksi, Rupiah Melemah di Tengah Sentimen Global Campuran
IHSG Terkoreksi, Rupiah Melemah di Tengah Sentimen Global Campuran
Perdagangan awal Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 10 Maret 2025, dibuka dengan koreksi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG terpantau melemah 0,69 persen atau 46,10 poin, parkir di level 6.589 pada pukul 09.03 WIB. Pergerakan ini terjadi di tengah fluktuasi pasar global yang dipengaruhi oleh data ekonomi AS dan dinamika utang pemerintah Indonesia. Secara rinci, 188 saham mengalami penguatan, sementara 159 saham lainnya tertekan, dengan 215 saham sisanya stagnan. Nilai transaksi hingga pukul 09.03 WIB mencapai Rp 859,32 miliar dengan volume 924,10 juta saham.
Analis dari Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mencatat pertumbuhan lapangan kerja di Amerika Serikat (AS) yang masih positif, namun diiringi peningkatan angka pengangguran dari 4 persen menjadi 4,1 persen. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump terhadap penciptaan lapangan kerja serta tantangan pengendalian inflasi. Di sisi domestik, total utang pemerintah pusat per 31 Januari 2025 mencapai Rp 8.909,14 triliun, meningkat 1,21 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan 8,07 persen dibandingkan akhir tahun 2023. Rinciannya terdiri dari pinjaman luar negeri (Rp 1.040,68 triliun), pinjaman dalam negeri (Rp 51,23 triliun), dan Surat Berharga Negara (SBN) (Rp 7.817,23 triliun), dengan mayoritas SBN berdenominasi rupiah (Rp 6.280,12 triliun). Dari perspektif teknikal, Demus memprediksi IHSG berpotensi penguatan terbatas, dengan support di level 6.530 dan resistance di level 6.750.
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, mengamati formasi candle spinning top pada perdagangan Jumat lalu, mengindikasikan fase konsolidasi pasar. Rosanova melihat peluang IHSG untuk melanjutkan kenaikan dan mendekati level resisten 6.772. Ia menetapkan level support IHSG di 6.511, 6.361, 6.226, dan 6.124, sementara level resistennya berada di 6.682, 6.772, dan 6.912. Indikator MACD, menurutnya, menunjukkan sinyal golden cross. Pergerakan bursa Asia pun beragam, dengan Strait Times turun 0,09 persen, Shanghai Composite turun 0,32 persen, Nikkei 225 naik 0,51 persen, dan Hang Seng turun 0,57 persen.
Di pasar valuta asing, rupiah terpantau melemah tipis terhadap dolar AS. Pada pukul 09.48 WIB, rupiah berada di level Rp 16.303 per dolar AS, melemah 8,50 poin (0,05 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya. Ariston Tjendra, pengamat pasar uang, menjelaskan bahwa pelemahan indeks dolar AS ke level 103.60 pagi ini, menyusul rilis data tenaga kerja AS bulan Februari yang di bawah ekspektasi (151.000 berbanding ekspektasi 160.000) dan peningkatan angka pengangguran (4,1 persen berbanding ekspektasi 4,0 persen), membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS dan turut mempengaruhi penguatan rupiah. Tjendra memproyeksikan rupiah berpotensi melanjutkan penguatan ke arah support di 16.170, dengan potensi resisten di kisaran 16.300.
Kesimpulannya, pergerakan IHSG dan rupiah pagi ini mencerminkan kompleksitas sentimen pasar yang dipengaruhi oleh faktor domestik, seperti utang pemerintah, dan faktor global, terutama data ekonomi AS. Perlu dipantau perkembangan data ekonomi selanjutnya dan sentimen pasar untuk memprediksi pergerakan pasar ke depan.