AS Pertimbangkan Penempatan Senjata di Antariksa dalam Program Pertahanan Rudal 'Golden Dome'
Pemerintah Amerika Serikat, di bawah kepemimpinan Presiden saat itu, Donald Trump, menggagas sebuah inisiatif ambisius bernama 'Golden Dome'. Program pertahanan rudal masa depan ini tidak hanya mencakup sistem pertahanan berbasis darat, tetapi juga mempertimbangkan penempatan senjata di luar angkasa, sebuah langkah yang belum pernah diambil sebelumnya oleh AS.
Presiden Trump mengungkapkan harapannya agar sistem senilai miliaran dolar ini dapat beroperasi penuh sebelum akhir masa jabatannya, dengan kemampuan untuk mencegat rudal bahkan jika diluncurkan dari antariksa. Namun, seorang pejabat AS yang terlibat dalam program tersebut mengindikasikan bahwa kapabilitas awal sistem ini kemungkinan baru akan terwujud saat masa jabatannya berakhir.
Jenderal Michael Guetlein ditunjuk sebagai penanggung jawab utama pengawasan perkembangan Golden Dome. Penunjukan ini menggarisbawahi komitmen pemerintah untuk mempercepat pengembangan sistem pertahanan yang inovatif.
Konsep Pertahanan Berlapis
Golden Dome dirancang untuk menjadi sistem pertahanan berlapis yang mampu mendeteksi dan menghentikan serangan rudal pada berbagai tahap penerbangan. Tahapan itu meliputi:
- Tahap sebelum peluncuran
- Saat awal peluncuran
- Saat meluncur di udara
- Pada menit-menit terakhir saat rudal mulai menghujam sasaran.
Pentagon telah mengeksplorasi berbagai opsi untuk mewujudkan Golden Dome, termasuk penempatan rudal pencegat di luar angkasa. Perbedaan utama antara opsi-opsi ini terletak pada jumlah satelit, sensor, dan rudal pencegat luar angkasa yang akan digunakan. Badan Anggaran Kongres (CBO) memperkirakan bahwa komponen berbasis luar angkasa dari Golden Dome saja dapat menelan biaya ratusan miliar dolar selama dua dekade mendatang.
Kekhawatiran dan Reaksi Internasional
Pentagon telah lama menyatakan kekhawatiran tentang kemajuan pesat dalam pengembangan rudal oleh Cina dan Rusia. Oleh karena itu dibutuhkan langkah-langkah penanggulangan yang mutakhir. Satelit dan pencegat tambahan dari program Golden Dome akan difokuskan untuk menghentikan rudal musuh di tahap awal atau saat penerbangan.
Jenderal Chance Saltzman, Kepala Angkatan Luar Angkasa AS, menekankan bahwa senjata luar angkasa yang dipertimbangkan untuk Golden Dome akan memenuhi kebutuhan baru dan berkembang yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh organisasi militer luar angkasa.
Cina dan Rusia telah menyatakan keprihatinan atas potensi penempatan senjata oleh AS di luar angkasa. Mereka menekankan bahwa konsep Golden Dome dapat mengganggu stabilitas global. Negara ini juga memperingatkan bahwa program ini dapat mengubah ruang angkasa menjadi arena penempatan senjata dan konfrontasi bersenjata.
Tahap Konseptual dan Tantangan ke Depan
Saat itu Golden Dome masih berada pada tahap konseptual, dengan Pentagon dan Komando Utara AS (USNORTHCOM) menyusun dokumen kebutuhan awal yang akan menetapkan tugas-tugas yang perlu dijalankan oleh sistem. AS telah memiliki sistem pertahanan rudal yang ada, seperti baterai rudal Patriot dan satelit pendeteksi peluncuran rudal, yang berpotensi diintegrasikan ke dalam Golden Dome.
Inisiatif Golden Dome mencerminkan keinginan pemerintahan Trump untuk memperkuat pertahanan rudal AS dan menghadapi ancaman yang berkembang dari musuh potensial. Namun, program ini juga menimbulkan pertanyaan tentang biaya, kelayakan teknis, dan implikasi geopolitik dari penempatan senjata di luar angkasa.