Transformasi Kemayoran: Dari Gerbang Udara Internasional Menuju Pusat Kota Modern
Bandara Kemayoran, dahulu merupakan simbol kemajuan dan konektivitas Indonesia dengan dunia, kini telah bertransformasi menjadi pusat kota modern yang dinamis. Bandara yang dulunya menjadi saksi bisu kedatangan tokoh-tokoh penting dunia dan pusat kegiatan penerbangan tersibuk di Indonesia, kini menjadi kawasan hunian, bisnis, dan rekreasi yang ramai.
Sejarah panjang Bandara Kemayoran dimulai pada tahun 1930-an, ketika pemerintah kolonial Belanda menyadari kebutuhan akan bandara yang lebih modern dan representatif dibandingkan lapangan terbang Cililitan (kini Bandara Halim Perdanakusuma). Proyek ambisius ini dirancang dengan konsep lapangan terbang berbentuk lingkaran yang unik, memungkinkan pesawat untuk mendarat dari berbagai arah. Pembangunan melibatkan perusahaan-perusahaan konstruksi terkemuka, menghadapi tantangan curah hujan tinggi yang menyebabkan penundaan penyelesaian proyek.
Peresmian Bandara Kemayoran pada tahun 1940 disambut dengan antusiasme besar. Bandara ini segera menjadi pintu gerbang utama Indonesia, melayani rute internasional yang dioperasikan oleh maskapai-maskapai besar seperti KLM dan Qantas. Bangunan terminal yang dirancang oleh arsitek Belanda, Wijnand Lemei, menjadi ikon dengan aula utama berdinding kaca dan menara komunikasi tiga lantai.
Setelah kemerdekaan, Bandara Kemayoran terus memegang peranan penting dalam diplomasi dan transportasi nasional. Delegasi Konferensi Asia Afrika 1955 dan Presiden Amerika Serikat Richard Nixon adalah beberapa tamu penting yang pernah mendarat di sana. Restoran bandara menjadi tempat populer bagi warga Jakarta untuk bersantai dan menyaksikan pesawat lepas landas dan mendarat.
Namun, seiring dengan pertumbuhan pesat lalu lintas penerbangan, Bandara Kemayoran mulai kewalahan. Pada tahun 1970-an, beberapa rute internasional dialihkan ke Bandara Halim Perdanakusuma, sebelum akhirnya seluruh operasional dipindahkan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada tahun 1985. Sejak saat itu, Bandara Kemayoran resmi berhenti beroperasi.
Kini, lahan bekas Bandara Kemayoran telah bertransformasi menjadi kawasan modern yang mencakup apartemen, rumah susun, gedung perkantoran, sekolah, rumah sakit, serta arena pameran dan konferensi. Jejak kejayaan Bandara Kemayoran tetap hidup dalam sejarah Jakarta dan penerbangan Indonesia, menjadi pengingat akan masa lalu dan inspirasi untuk masa depan.
Transformasi ini merupakan bukti nyata dari kemampuan adaptasi dan inovasi kota Jakarta. Dari sebuah bandara yang menjadi saksi sejarah penerbangan Indonesia, Kemayoran kini menjadi pusat kota yang modern dan dinamis, memenuhi kebutuhan masyarakat urban yang terus berkembang.