Pangeran Frederik dari Luksemburg, Pejuang Penyakit Langka, Meninggal di Usia 22 Tahun
Pangeran Frederik dari Luksemburg, Pejuang Penyakit Langka, Meninggal di Usia 22 Tahun
Keluarga Kerajaan Luksemburg berduka atas meninggalnya Pangeran Frederik, putra bungsu Pangeran Robert dan Putri Julie, pada tanggal 1 Maret 2025 di usia 22 tahun. Pangeran Frederik telah berjuang melawan penyakit mitokondria POLG, sebuah kelainan genetik langka yang secara progresif merusak fungsi organ vital. Kabar duka ini disampaikan langsung oleh Pangeran Robert melalui situs web Yayasan POLG, sebuah organisasi yang didirikan oleh Frederik sendiri untuk mendukung penelitian dan pengembangan pengobatan penyakit tersebut. Kehilangan ini merupakan pukulan telak bagi keluarga kerajaan dan komunitas internasional yang tergerak oleh semangat juang Pangeran Frederik.
Meskipun didiagnosis pada usia 14 tahun, Pangeran Frederik telah hidup dengan penyakit ini sejak lahir. Penyakit mitokondria POLG, sebagaimana dijelaskan oleh Yayasan POLG, menimbulkan gangguan pada mitokondria, pembangkit energi sel. Akibatnya, terjadilah kehilangan energi yang signifikan dan kegagalan organ progresif, melibatkan otak, sistem saraf, hati, usus, otot, dan mata. Kondisi ini menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi Pangeran Frederik, namun ia menghadapi tantangan tersebut dengan keberanian dan ketabahan yang luar biasa.
Dalam beberapa hari terakhir hidupnya, Pangeran Frederik, menyadari akan waktu yang semakin menipis, mengumpulkan seluruh anggota keluarganya. Pada tanggal 28 Februari 2025, ia meminta untuk bertemu dengan saudara-saudaranya, Alexander dan Charlotte; tiga sepupunya, Charly, Louis, dan Donall; kakak iparnya, Mansour; Bibi Charlotte dan Paman Mark; serta orang tuanya. Dengan kekuatan yang luar biasa, ia mengucapkan selamat tinggal kepada setiap anggota keluarga secara individu, menunjukkan kasih sayang dan kekuatan batin yang mendalam.
Peristiwa yang paling mengharukan terjadi ketika Pangeran Frederik, yang telah mengalami kesulitan berbicara akibat penyakitnya, berhasil menyampaikan pertanyaan terakhir kepada ayahnya: "Papa, apakah kau bangga padaku?" Pertanyaan sederhana namun sarat makna ini mengungkapkan kerinduan mendalam Frederik untuk mendapat pengakuan dan kepastian akan arti keberadaannya. Pangeran Robert pun menjawab dengan penuh haru dan bangga, menegaskan bahwa putranya telah menjadi pahlawan bagi keluarga dan banyak orang yang mengenalnya.
Kehidupan Pangeran Frederik, meski singkat, diwarnai oleh pengalaman yang kaya. Lahir di Aix-en-Provence, Prancis, ia menghabiskan masa kecilnya di Jenewa, Swiss, serta di kota-kota Vevey dan Montreux. Ia menempuh pendidikan di beberapa sekolah internasional ternama, seperti International School di Jenewa, Ecole Eden, dan St. George's School di Clarens. Kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, menggambarkan kekuatan manusia dalam menghadapi cobaan berat. Pangeran Frederik akan selalu dikenang sebagai pribadi yang tangguh, penyayang, dan berdedikasi dalam memperjuangkan penelitian untuk penyakit langka yang dideritanya.
- Riwayat Pendidikan: International School Geneva, Ecole Eden, St. George's School Clarens.
- Tempat Lahir: Aix-en-Provence, Prancis.
- Tempat Tinggal: Jenewa, Vevey, Montreux, Swiss.