Konsorsium Migas Resmi Garap Blok Binaiya di Seram, Targetkan Temuan Cadangan Baru
Konsorsium yang dipimpin oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) secara resmi memulai upaya pencarian cadangan minyak dan gas (migas) baru di perairan Seram, Maluku, dengan ditandatanganinya kontrak kerja sama (PSC) untuk Wilayah Kerja (WK) Binaiya. Penandatanganan kontrak ini menandai langkah awal eksplorasi potensi migas di wilayah tersebut.
Penandatanganan kontrak dilakukan antara PT Pertamina Hulu Energi Binaiya, Petronas Energy Binaiya Sdn. Bhd., EO Binaiya Pte. Ltd., dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Acara seremonial ini diselenggarakan di sela-sela The 49th IPA Convention & Exhibition yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang, dan dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Hadir pula dalam acara tersebut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi Chalid Said Salim, EVP Upstream Petronas Mohd Jukris Abdul Wahab, serta VP Head of SE Asia Business Office SK Earthon Roh Jeongyong.
Kontrak WK Binaiya merupakan hasil dari Indonesia Petroleum Bidding Round (IPBR) Tahap 2 tahun 2024, yang menunjukkan minat investor terhadap potensi migas Indonesia. Wilayah kerja ini terletak di lepas pantai (offshore) Seram dan menggunakan skema cost recovery dengan masa kontrak selama 30 tahun. Luas wilayah kerja yang akan dieksplorasi mencapai 8.483,92 kilometer persegi, dengan PHE bertindak sebagai operator utama.
Konsorsium menganggarkan komitmen pasti sebesar 6,5 juta dollar AS atau setara dengan Rp 107 miliar. Dana tersebut akan dialokasikan untuk studi geologi dan geofisika, serta survei seismik 3D seluas 400 kilometer persegi dalam tiga tahun pertama. Selain itu, konsorsium telah menyelesaikan pembayaran bonus tanda tangan sebesar 200.000 dollar AS (sekitar Rp 3,3 miliar) dan menyerahkan jaminan pelaksanaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sebelum penandatanganan kontrak, para mitra telah mencapai kesepakatan mengenai prinsip-prinsip utama dalam Joint Operating Agreement (JOA), yang akan menjadi landasan teknis dalam pengelolaan WK Binaiya. Direktur PT Pertamina Hulu Energi Binaiya, Muhamad Arifin, menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan momentum penting bagi masa depan energi Indonesia. Beliau berharap melalui kolaborasi ini, cadangan hidrokarbon dapat ditemukan di masa depan.
Optimisme yang sama juga diungkapkan oleh mitra PHE. Direktur EO Binaiya, Kim Kyoungjun, menyampaikan bahwa proyek ini merupakan proyek pertama mereka bersama Pertamina, dan mereka berharap kerja sama ini akan sukses. Sementara itu, VP Exploration Upstream Petronas, Faisal Bakar, menyampaikan terima kasih kepada Pertamina atas kerja sama yang telah terjalin selama ini. Dia berharap kemitraan ini akan membawa kesuksesan dalam pengelolaan blok baru ini.
Sebagai Subholding Upstream Pertamina, PHE berkomitmen untuk menjalankan operasi sesuai dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Selain itu, PHE juga menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) berstandar ISO 37001:2016 untuk memastikan praktik bisnis yang bersih dan bebas dari suap.
Langkah strategis ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan energi nasional dan menarik investasi migas baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.