Kisah Inspiratif Yuli: Dari Buruh Migran di Taiwan hingga Sukses Beternak Domba di Lampung

Perubahan Haluan: Dari Taiwan ke Kandang Domba

Yuliani, seorang wanita berusia 54 tahun asal Desa Gading Rejo, Lampung, membuktikan bahwa perubahan haluan dalam hidup bisa membawa kesuksesan tak terduga. Setelah enam tahun bekerja sebagai buruh migran di Taiwan, pandemi COVID-19 menjadi titik balik yang mengubah jalan hidupnya secara drastis.

Terhambat oleh aturan baru yang membatasi pekerja migran, Yuli memutuskan untuk tidak kembali ke Taiwan. Dengan tabungan hasil kerja kerasnya, ia memberanikan diri memulai usaha peternakan domba pada tahun 2022. Modal awal sebesar Rp 40 juta digunakan untuk membeli 20 ekor domba.

Jatuh Bangun Merintis Usaha Peternakan

Perjalanan Yuli sebagai peternak tidak selalu mulus. Awalnya, ia belajar secara otodidak mengenai cara breeding dan menjual domba untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada tahun 2024, jumlah dombanya mencapai 70 ekor, namun hanya sebagian kecil yang layak jual. Pasar pun terbatas, pembelinya kebanyakan warga setempat yang membutuhkan domba untuk acara aqiqah.

Namun, semangat pantang menyerah Yuli membuahkan hasil. Kemitraannya dengan Dompet Dhuafa melalui program DD Farm membawa perubahan signifikan. Kapasitas produksi meningkat drastis, dan pada tahun ini, jumlah dombanya melonjak menjadi 150 ekor, dengan 70 ekor siap jual menjelang Idul Adha.

Dampak Kemitraan dan Rencana Pengembangan

Kemitraan ini memberikan kepastian pasar bagi Yuli. Dengan omzet sekitar Rp 400 ribu per ekor domba, ia memperkirakan dapat memperoleh pendapatan sekitar Rp 28 juta dari penjualan 70 ekor domba. Keberhasilan ini memberinya kepercayaan diri untuk mengembangkan usahanya lebih lanjut.

Saat ini, Yuli telah mempekerjakan tiga pekerja harian untuk membantu perawatan dan pengangkutan pakan. Meskipun belum sepenuhnya menyerahkan pengelolaan kepada orang lain karena sistem pakan yang belum stabil, ia memiliki target yang lebih besar: menjual hingga 200 ekor domba dan membuka tiga posisi karyawan tetap.

Pemberdayaan Perempuan dan Cinta pada Profesi

Keputusan Yuli untuk menjadi peternak domba didasari oleh keinginan untuk memberdayakan orang lain. Ia terinspirasi dari petani kopi yang ditemuinya saat bekerja di Taiwan dan bermimpi untuk membangun komunitas perempuan. Meskipun membangun komunitas bukanlah hal yang mudah, Yuli berharap peternakannya dapat menjadi inspirasi bagi perempuan lain untuk memiliki usaha sendiri dan berdaya.

Bagi Yuli, tantangan terbesar dalam beternak domba adalah memastikan kesehatan dan pertumbuhan domba-dombanya. Ia menyadari bahwa setiap domba unik dan membutuhkan perawatan yang berbeda. Namun, dengan cinta dan dedikasi, ia mampu mengatasi berbagai rintangan.

Kisah Yuli adalah bukti nyata bahwa dengan kerja keras, semangat pantang menyerah, dan kemauan untuk belajar, siapapun dapat meraih kesuksesan, bahkan dalam bidang yang baru dan menantang.

Tantangan dalam Beternak Domba

Beternak domba memang memiliki tantangan tersendiri. Yuli menjelaskan bahwa domba adalah makhluk unik dengan karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang cepat tumbuh, ada yang lambat. Ada yang sehat setelah melahirkan, ada yang malah sakit. Oleh karena itu, memastikan kesehatan dan pertumbuhan domba yang optimal menjadi fokus utama.

Cinta sebagai Kunci Keberhasilan

Meski menghadapi berbagai kesulitan, Yuli menjalani semuanya dengan cinta. Ia meyakini bahwa kecintaan terhadap profesi membuatnya mampu melewati berbagai rintangan. Yuli menikmati perannya sebagai peternak dan ingin terus mengembangkan usahanya.

Kisah inspiratif Yuli ini menunjukkan bahwa perubahan haluan dalam hidup bisa membawa kesuksesan yang tak terduga. Dengan semangat pantang menyerah, kerja keras, dan cinta pada profesi, Yuli berhasil mengubah hidupnya dari seorang buruh migran menjadi seorang peternak domba yang sukses dan inspiratif.