Sistem Penukaran Uang Baru BI Overload, Picu Kekecewaan Masyarakat Jelang Lebaran

Sistem Penukaran Uang Baru BI Overload, Picu Kekecewaan Masyarakat Jelang Lebaran

Tingginya antusiasme masyarakat dalam menukarkan uang baru menjelang Idul Fitri 1446 H tahun 2025 telah berdampak pada sistem online Bank Indonesia (BI). Website Pintar BI, platform resmi untuk pemesanan penukaran uang, mengalami kendala signifikan pada Minggu, 9 Maret 2025, saat periode pemesanan kedua dibuka. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat yang gagal mendapatkan kuota penukaran uang baru untuk periode 10-16 Maret 2025, memicu gelombang protes dan kekecewaan di media sosial.

Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan uang layak edar sebesar Rp 180,9 triliun, angka yang sedikit lebih rendah (sekitar 1,6 persen) dibandingkan tahun lalu. Meskipun batas maksimal penukaran per orang dinaikkan dari Rp 4 juta menjadi Rp 4,3 juta, dan layanan penukaran uang tunai langsung dihapus, meningkatnya permintaan jauh melampaui kapasitas sistem online yang ada. Ketidakhadiran sistem antrean otomatis, sebagaimana keluhan pengguna media sosial, dipercaya turut memperburuk situasi. Berbagai cuitan di Twitter dan Instagram mencerminkan frustrasi masyarakat yang menghabiskan waktu berjam-jam, bahkan berhari-hari, untuk mencoba memesan, namun tetap gagal mendapatkan kuota karena situs yang error dan kuota yang cepat habis.

Berikut beberapa contoh keluhan yang beredar di media sosial:

  • Akun @curi: Mengkritik kurangnya sistem antrean otomatis pada website Pintar BI, yang memperparah masalah bot dan spam clicker.
  • Akun @Ajen:* Mengalami kendala akses dan kehabisan kuota pada pukul 09.20 WIB.
  • Akun @astiivi: Menyatakan kekecewaannya karena gagal mendapatkan kuota pada periode pertama dan kedua, sehingga harus menunggu periode selanjutnya.
  • Akun @maulanafah:* Mengalami error website dan kehabisan kuota meskipun sudah standby sejak pukul 08.00 WIB.

Menanggapi permasalahan ini, Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny, menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami masyarakat. BI menyatakan tengah berupaya untuk memulihkan sistem secara bertahap agar layanan dapat kembali normal. Pihak BI juga mengapresiasi kesabaran dan pengertian masyarakat selama proses pemulihan berlangsung. Namun, kejadian ini menimbulkan pertanyaan tentang kesiapan infrastruktur digital BI dalam menghadapi lonjakan permintaan layanan publik, khususnya pada momen-momen krusial seperti Lebaran.

Kejadian ini menyoroti pentingnya antisipasi dan peningkatan kapasitas sistem digital untuk melayani kebutuhan masyarakat, terutama dalam hal layanan publik yang memiliki tenggat waktu dan permintaan yang tinggi. BI perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem Pintar BI, termasuk implementasi sistem antrean yang lebih efektif dan peningkatan kapasitas server untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang. Transparansi informasi terkait kuota yang tersedia dan mekanisme alokasi juga perlu ditingkatkan untuk menghindari mispersepsi dan kekecewaan publik.