Jemaah Haji Indonesia Merasa Tenang dan Terbimbing Berkat Layanan Bimbingan Ibadah di Makkah
Jemaah Haji Indonesia Merasa Tenang dan Terbimbing Berkat Layanan Bimbingan Ibadah di Makkah
Layanan bimbingan ibadah yang disediakan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menjadi salah satu faktor penting yang membantu jemaah haji Indonesia merasa tenang dan terbimbing selama menjalankan ibadah di Makkah, Arab Saudi. Program ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai tata cara pelaksanaan ibadah haji, menjawab pertanyaan-pertanyaan penting, serta memberikan dukungan spiritual kepada para jemaah.
Rohayati Kasim Kemijam, seorang jemaah haji asal Tanggamus, Lampung, mengungkapkan rasa syukurnya setelah mengikuti bimbingan ibadah yang diadakan di salah satu hotel di Sektor 3 Daerah Kerja Makkah. Ia merasa sangat terbantu dengan penjelasan detail yang diberikan oleh para mustasyar diny atau pembimbing ibadah. "Luar biasa, banyak unek-unek, tadi terjawab semua," ujarnya dengan lega.
Rohayati, yang berangkat ke Tanah Suci bersama suaminya, Joko Wahyudi, juga memuji pelayanan dan fasilitas yang disediakan selama di Makkah. Ia merasa bersyukur karena makanan yang disajikan sesuai dengan seleranya dan kebutuhan para jemaah. "Alhamdulillah selama di Makkah memuaskan. Makanan luar biasa, pelayanan luar biasa. Makanan tumpah-tumpah dalam artian kita tidak minta, makanan berdatangan terus," katanya.
Sebagai pendamping jemaah lanjut usia (lansia), Rohayati lebih banyak menghabiskan waktu beribadah di hotel. Namun, ia tetap merasa terbantu dengan adanya bimbingan ibadah yang memberikan pemahaman lebih dalam tentang makna dan tata cara ibadah haji.
Jemaah haji lainnya, Listya, juga menyampaikan manfaat besar dari bimbingan ibadah haji. Ia merasa pengetahuannya tentang pelaksanaan ibadah haji meningkat signifikan setelah mengikuti program ini. "Perjalanan haji yang dulunya awam sekarang sudah ada peningkatan," tuturnya.
Eko Didi Armadi, petugas haji daerah yang mendampingi jemaah haji asal Tanggamus, menyatakan rasa syukurnya karena seluruh jemaah asal Tanggamus yang tergabung di kloter JKG 39 telah menerima kartu Nusuk. Ia juga menambahkan bahwa jemaah selalu menginap di hotel yang sama sejak tiba di Makkah, sehingga memudahkan koordinasi dan komunikasi.
"Alhamdulillah kita bersatu terus jadi satu rombongan terus. Alhamdulillah terkait penerbitan kartu Nusuk, kami nyampe di sini, tidak sampai 1 jam kartu Nusuk sudah keluar semua dan disampaikan ke kami, kami langsung bagikan ke seluruh jamaah," jelas Eko.
KH Waryono Abdul Ghofur, salah seorang pembimbing ibadah, menjelaskan makna dari berbagai rangkaian ibadah haji. Ia mencontohkan sai, yang menurutnya mengajarkan jemaah haji tentang keteguhan hati dan kepatuhan kepada Allah, seperti yang dicontohkan oleh Hajar.
"Sai mencari Hajar-Hajar baru membentuk perempuan-perempuan berintegritas yang mampu mendidik anak-anaknya," kata KH Waryono.
Selain itu, para pembimbing haji juga memberikan pemahaman mendalam tentang niat berhaji, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, lempar jumrah, hingga tahalul. Mereka juga menjelaskan tentang skema murur dan tanazul yang akan diterapkan tahun ini untuk memberikan kemudahan bagi jemaah lansia dan jemaah dengan risiko tinggi.
KH Abdul Malik, pembimbing ibadah lainnya, mengajak jemaah haji untuk belajar dan mendalami keikhlasan selama menjalankan ibadah haji. Ia mengingatkan agar jemaah ikhlas dan tidak marah jika tidak dipanggil 'haji' atau 'hajah' setelah kembali ke Indonesia.
"Belajar ikhlas nanti diterapkan saat pulang. Misalnya, jangan ada yang marah kalau tidak dipanggil Haji atau Hajjah. Misal undangan nikahan tidak mencantumkan gelar hajinya, jangan marah," pesan KH Abdul Malik.
Layanan bimbingan ibadah yang komprehensif dan mendalam ini menjadi salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan ibadah haji bagi jemaah Indonesia. Dengan pemahaman yang baik dan bimbingan yang tepat, jemaah dapat menjalankan ibadah dengan tenang, khusyuk, dan penuh makna.