Anggota DPR Soroti Kelangkaan BBM di Balikpapan, Pertanyakan Keberadaan Wali Kota Saat Warga Mengantre

Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Balikpapan, Kalimantan Timur, menjadi sorotan tajam dari anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam. Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Direktur Utama Pertamina dan PLN di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Mufti mengungkapkan keheranannya atas situasi yang kontradiktif ini. Balikpapan, yang dikenal sebagai salah satu pusat kilang minyak terbesar di Indonesia, justru mengalami kesulitan pasokan BBM hingga menyebabkan antrean panjang warga.

Mufti Anam menyampaikan keprihatinannya terkait ironi yang terjadi di Balikpapan. Kota yang seharusnya menjadi produsen utama minyak, justru mengalami kelangkaan yang signifikan. Ia menyoroti fakta bahwa warga Balikpapan harus mengantre hingga berkilo-kilometer hanya untuk mendapatkan BBM. Situasi ini, menurutnya, sangat memprihatinkan dan menimbulkan pertanyaan besar mengenai efektivitas distribusi dan pengelolaan sumber daya energi di wilayah tersebut.

Legislator dari PDI Perjuangan ini juga menyinggung ketidakhadiran Wali Kota Balikpapan di tengah krisis BBM yang melanda warganya. Mufti Anam mengungkapkan bahwa Wali Kota Balikpapan diketahui sedang berada di London, Inggris, untuk berlibur. Ia mempertanyakan sensitivitas pemerintah daerah terhadap penderitaan rakyat yang sedang kesulitan mendapatkan kebutuhan dasar.

"Termasuk ketika rakyat Balikpapan hari ini kesusahan mengantre BBM, wali kotanya malah pergi ke London, liburan begitu. Kadang memang sensitivitas kita terhadap penderitaan rakyat itu memang kurang, kadang begitu," kata Mufti.

Mufti menekankan bahwa kelangkaan BBM di Balikpapan bisa menjadi indikasi masalah yang lebih besar dalam sistem distribusi dan pengelolaan energi nasional. Ia meminta Pertamina dan pihak terkait untuk segera mengambil tindakan responsif dan mengatasi masalah ini dengan cepat dan efektif. Ia juga menyoroti pentingnya meningkatkan sensitivitas terhadap kebutuhan masyarakat dan memastikan ketersediaan BBM yang memadai bagi seluruh lapisan masyarakat.

Mufti juga mempertanyakan alasan kendala distribusi yang disampaikan oleh Patra Niaga wilayah Balikpapan. Menurutnya, alasan tersebut tidak cukup menjelaskan kondisi yang terjadi, mengingat Balikpapan adalah kota minyak dan seharusnya memiliki infrastruktur distribusi yang memadai. Ia mendesak agar dilakukan investigasi mendalam untuk mengetahui penyebab utama kelangkaan BBM dan menemukan solusi yang berkelanjutan.

Beberapa poin yang disampaikan Mufti Anam dalam RDP tersebut antara lain:

  • Kelangkaan BBM di Balikpapan merupakan ironi mengingat statusnya sebagai kota minyak.
  • Warga Balikpapan harus mengantre panjang untuk mendapatkan BBM.
  • Wali Kota Balikpapan sedang berlibur di London saat terjadi kelangkaan BBM.
  • Kendala distribusi tidak cukup menjelaskan penyebab kelangkaan BBM.
  • Perlu tindakan cepat dan responsif dari Pertamina dan pihak terkait untuk mengatasi masalah ini.

Mufti Anam berharap agar pemerintah pusat dan daerah dapat lebih serius dalam menangani masalah kelangkaan BBM dan memastikan ketersediaan energi yang terjangkau dan merata bagi seluruh masyarakat Indonesia.