IPA Convex 2025 Hasilkan Kesepakatan Strategis dan Soroti Regulasi Sektor Migas
Perhelatan Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex 2025, yang berlangsung selama tiga hari di ICE BSD, Tangerang, Banten, telah usai dengan menghasilkan serangkaian kesepakatan penting bagi industri hulu minyak dan gas bumi (Migas). Acara yang mempertemukan para pelaku industri dan pemerintah ini menjadi momentum penting dalam upaya meningkatkan investasi dan efisiensi di sektor energi.
Ketua IPA Convex 2025, Hariadi Budiman, menekankan bahwa ajang ini menjadi platform bagi para pemangku kepentingan untuk berinteraksi langsung. Salah satu sorotan utama acara ini adalah pengumuman tiga wilayah kerja baru dan penandatanganan Production Sharing Contract (PSC), yang menandai komitmen pemerintah untuk terus mengembangkan potensi migas nasional.
"IPA Convex tahun ini menjadi saksi diumumkannya tiga wilayah kerja baru, penandatanganan PSC, dan 25 penandatanganan wilayah kerja lainnya," ujar Hariadi dalam konferensi pers. Ia menambahkan bahwa pameran ini melibatkan 213 perusahaan migas, sementara sesi konvensi menghadirkan 73 pembicara dan 14 moderator dari berbagai perusahaan migas, baik skala internasional maupun nasional.
Kehadiran Presiden Prabowo Subianto pada hari kedua acara memberikan dampak positif bagi industri hulu migas. Presiden didampingi oleh sejumlah menteri Kabinet Merah Putih. "Kehadiran Bapak Presiden memberikan dampak yang signifikan bagi para pelaku di hulu migas," kata Hariadi.
Presiden IPA, Carole J. Gall, menyambut baik arahan Presiden Prabowo untuk menyederhanakan regulasi di industri migas. Penyederhanaan regulasi dianggap krusial untuk meningkatkan daya tarik investasi di Indonesia. Prabowo sebelumnya telah meminta kabinetnya, khususnya yang terkait dengan pengeboran migas, untuk mempermudah regulasi bagi investor, mengingat potensi migas Indonesia yang belum sepenuhnya termanfaatkan.
"Sebagai sebuah industri, kami dalam suasana hati yang baik. Dan tentu saja kami berharap pernyataan Pak Prabowo akan menunjukkan terlebih dahulu bahwa pemerintah sangat mendukung industri ini, dan semoga saja investor makin tertarik untuk berinvestasi di Indonesia," ujar Gall.
Ia menekankan pentingnya penyederhanaan regulasi untuk keberlanjutan penyaluran energi. Regulasi di sektor migas tidak hanya berkaitan dengan energi, tetapi juga dengan perlindungan lingkungan. "Berbicara tentang perizinan dan izin lingkungan, ini jelas merupakan area di mana, sebagai sebuah industri, kita melihat peluang untuk bergerak lebih cepat tanpa mengorbankan lingkungan, tanpa mengorbankan kualitas proses," jelasnya.
Pihak IPA menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam mempersiapkan penyederhanaan perizinan di industri migas. "Kami siap membantu jika pemerintah siap bekerja sama dengan kami sebagai sebuah industri," pungkasnya.