CEO Huayou Jajaki Peluang Investasi Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

Jakarta, Indonesia – Chen Xuehua, CEO raksasa produsen kobalt asal Tiongkok, Huayou Cobalt Co., melakukan kunjungan kerja ke Jakarta untuk mematangkan rencana investasi strategis di sektor baterai kendaraan listrik (EV). Kedatangannya menandai babak baru dalam pengembangan ekosistem EV di Indonesia, seiring dengan ambisi negara untuk menjadi pemain utama dalam industri ini.

Dalam kunjungannya, Chen Xuehua dijadwalkan melakukan pertemuan penting dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan P. Roeslani, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. Pertemuan ini difokuskan pada pembahasan teknis terkait realisasi investasi Huayou dalam proyek baterai EV yang sangat menjanjikan.

Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan P Roeslani menyatakan, “Pimpinan Huayou hadir di Jakarta untuk bertemu dengan saya dan Pak Bahlil guna membahas detail investasi dalam proyek baterai kendaraan listrik (EV).”

Rosan menambahkan bahwa pembahasan lanjutan akan diadakan untuk mendalami secara rinci rencana investasi yang ambisius ini. Danantara, perusahaan investasi yang dipimpin oleh Rosan, juga akan berperan aktif dalam proyek ini. Keterlibatan Danantara bertujuan untuk memperkuat konsorsium dan memastikan kepemilikan mayoritas proyek tetap berada di tangan Indonesia, baik melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun melalui investasi langsung Danantara.

Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, telah memberikan lampu hijau kepada Huayou untuk mengambil alih peran yang sebelumnya dipegang oleh LG dalam pengembangan proyek baterai EV. Keputusan ini mencerminkan kepercayaan pemerintah Indonesia terhadap kemampuan Huayou dalam merealisasikan proyek strategis ini.

Huayou berencana untuk menginvestasikan tambahan sebesar 20 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 336 triliun (dengan kurs Rp 16.800) untuk berbagai proyek di Indonesia, termasuk pengembangan baterai listrik. Investasi tambahan ini merupakan komitmen yang signifikan, di luar investasi Huayou yang telah terealisasi sebesar 8,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 147,8 triliun.

Rosan menekankan bahwa Huayou telah menginvestasikan 8,8 miliar dollar AS di Indonesia hingga saat ini. Tambahan 20 miliar dollar AS akan dialokasikan untuk dua proyek besar. Salah satunya adalah melanjutkan proyek baterai EV yang sebelumnya diinisiasi oleh LG. Proyek lainnya merupakan inisiatif baru yang telah dipelajari secara mendalam dan siap untuk didanai oleh Huayou.

Salah satu proyek yang menjadi fokus adalah pengembangan kawasan industri di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Huayou bercita-cita untuk membangun klaster industri yang sebanding dengan Weda Bay dan Morowali, dua kawasan industri yang telah sukses menarik investasi besar dan menciptakan lapangan kerja yang signifikan. Pembangunan kawasan industri skala besar ini membutuhkan investasi yang sangat besar, mengingat kompleksitas dan infrastruktur yang diperlukan.

Keputusan Huayou untuk menggantikan LG dalam proyek baterai EV di Indonesia merupakan perubahan signifikan dalam lanskap investasi di sektor ini. Sebelumnya, LG dan mitra-mitranya telah menginvestasikan sekitar 7,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 129,8 triliun (dengan kurs Rp 16.862) dalam proyek ini. Konsorsium tersebut terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan beberapa mitra lainnya.

Dengan masuknya Huayou, diharapkan proyek baterai EV di Indonesia akan semakin berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi negara. Investasi ini tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi baterai EV di kawasan Asia Tenggara.