Dari Kedisiplinan Barak hingga Podium Kejuaraan: Kisah Inspiratif Siswa SMA Bogor di Lomba Defile
Mark Stevi Hadulu, seorang siswa berusia 17 tahun dari SMA Negeri 10 Kota Bogor, menjadi sorotan publik setelah mengantarkan timnya meraih prestasi gemilang dalam lomba defile tingkat Provinsi Jawa Barat. Ajang yang digelar dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional itu menjadi panggung bagi Mark dan timnya untuk unjuk kebolehan, hingga akhirnya menyabet peringkat kedua terbaik dan juara harapan dua.
Perjalanan menuju podium tidaklah mudah. Mark, yang didapuk sebagai komandan peleton, memimpin 30 siswa dari berbagai sekolah di Jawa Barat. Mereka menjalani penggemblengan intensif selama dua minggu di sebuah barak militer. Program ini merupakan bagian dari inisiatif Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menanamkan nilai-nilai kedisiplinan dan nasionalisme di kalangan generasi muda. Lomba defile sendiri merupakan kompetisi baris-berbaris yang dikemas dalam bentuk parade, sebuah tradisi yang rutin diadakan untuk memperingati hari-hari penting nasional.
Menurut Mark, kunci keberhasilan timnya terletak pada kekompakan dan komunikasi yang solid. "Kami langsung merasa dekat satu sama lain sejak awal. Meskipun berasal dari kota dan sekolah yang berbeda, kami tinggal satu barak, satu kamar, dan itu membuat kami semakin solid," ungkap Mark saat ditemui di Bandung. Ia menambahkan bahwa semangat dan kerapian timnya juga menjadi faktor penentu kemenangan.
Selama masa pelatihan di barak militer, Mark dan rekan-rekannya mendapatkan pelatihan intensif dari para pelatih militer profesional. Mereka mempelajari teknik-teknik dasar baris-berbaris, formasi, dan gerakan-gerakan kompleks yang diperlukan dalam defile. Siswa yang sudah memiliki pengalaman dalam baris-berbaris turut berbagi ilmu dan pengalamannya kepada rekan-rekan satu tim, menciptakan suasana belajar yang kolaboratif. "Kami benar-benar belajar dari nol di sana. Yang sudah punya dasar, saling mengajari, jadi kami bisa kompak," jelas Mark.
Kerja keras dan dedikasi tim Mark membuahkan hasil yang manis. Mereka berhasil membawa pulang total hadiah sebesar Rp 20 juta, yang terdiri dari Rp 15 juta untuk peringkat kedua terbaik dan Rp 5 juta untuk juara harapan dua. Namun, di balik kesuksesan ini, tersimpan sebuah kisah menarik tentang perubahan diri.
Mark mengakui bahwa motivasi awalnya mengikuti program barak militer adalah karena kebiasaannya sering pulang malam setelah berkumpul dengan teman-temannya. Orang tuanya mendaftarkannya ke pelatihan ini dengan harapan dapat membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab. "Dulu saya sering nongkrong sampai malam. Tapi, saya juga penasaran dan ingin mencoba pengalaman baru," ujarnya jujur.
Bertentangan dengan stereotip tentang barak militer yang keras dan penuh kekerasan, Mark justru merasakan pengalaman yang positif selama pelatihan. Ia menepis anggapan adanya kekerasan fisik dan mengungkapkan bahwa para pelatih bersikap baik dan memberikan hukuman yang proporsional dan mendidik. "Tidak ada kekerasan sama sekali. Pelatihnya baik sekali. Memang ada yang susah diatur, tapi tidak sampai main fisik. Paling kalau susah dibilangin, disuruh jalan jongkok. Tapi, ternyata hukuman itu baik juga untuk melatih fisik kami," kata Mark.
Kisah Mark Stevi Hadulu adalah contoh inspiratif tentang bagaimana kedisiplinan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah dapat membawa seseorang meraih prestasi gemilang. Pengalaman di barak militer tidak hanya mengubah kebiasaan buruknya, tetapi juga menanamkan nilai-nilai positif yang akan bermanfaat bagi masa depannya. Prestasi yang diraih Mark dan timnya adalah bukti nyata bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi besar untuk mengharumkan nama bangsa.
Berikut adalah daftar hadiah yang berhasil diraih:
- Peringkat kedua terbaik: Rp 15.000.000
- Juara harapan dua: Rp 5.000.000