Aksi Mahasiswa Universitas Trisakti di Balai Kota Jakarta Berujung Bentrokan: Puluhan Orang Diamankan

Aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa Universitas Trisakti di depan Balai Kota Jakarta pada Rabu (21/5/2025) berubah menjadi kericuhan, menyebabkan puluhan peserta aksi diamankan oleh pihak kepolisian.

Insiden ini diduga bermula ketika mahasiswa mencoba memasuki area Balai Kota untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait Tragedi 1998 kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jakarta. Menurut keterangan yang diperoleh dari Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti, seperti yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, pintu gerbang Balai Kota dalam keadaan terbuka saat perwakilan mahasiswa memasuki area tersebut dengan kendaraan bermotor.

Menanggapi situasi tersebut, petugas keamanan Balai Kota diduga secara tiba-tiba berupaya menutup gerbang, yang memicu reaksi dari para demonstran. Aksi saling dorong dan tarik-menarik pun tak terhindarkan, dan menurut laporan, beberapa orang terlibat dalam aksi pemukulan.

Usman Hamid menyayangkan terjadinya bentrokan ini, menekankan bahwa aksi demonstrasi awalnya berjalan dengan damai dan bertujuan untuk menyampaikan tuntutan terkait pengakuan negara atas peristiwa Tragedi 1998. Sivitas akademika Universitas Trisakti telah lama mengharapkan adanya pengakuan resmi dari pemerintah Indonesia atas gugurnya para mahasiswa pada tahun 1998.

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, menyatakan bahwa tujuh anggota kepolisian mengalami luka-luka akibat bentrokan tersebut. Pihaknya menegaskan tidak akan menoleransi tindakan yang menyebabkan anggotanya terluka. Setelah situasi berhasil diredam, para demonstran dievakuasi menggunakan bus Transjakarta menuju Polda Metro Jaya untuk proses pendataan lebih lanjut. Total, 93 orang dari pihak pengunjuk rasa diamankan oleh pihak kepolisian.