Repatriasi WNI dari Yaman Utara: Sepuluh Warga Negara Tiba dengan Selamat di Tanah Air

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia berhasil memulangkan sepuluh warga negara Indonesia (WNI) dari wilayah utara Yaman yang terdampak konflik. Proses evakuasi ini merupakan respons cepat pemerintah terhadap situasi keamanan yang memburuk di wilayah tersebut. Para WNI tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada hari Kamis, menandai akhir dari perjalanan panjang dan menegangkan.

Proses evakuasi ini bukanlah tanpa tantangan. Mengingat kondisi keamanan yang tidak stabil, tim evakuasi harus merencanakan rute yang aman dan berkoordinasi dengan berbagai pihak. Pada tanggal 17 dan 18 Mei 2025, para WNI dievakuasi melalui jalur darat dari Yaman utara ke rumah perlindungan KBRI Muscat di Kota Tarim, Yaman selatan. Perjalanan darat ini memakan waktu dan membutuhkan kewaspadaan tinggi. Setibanya di Tarim, mereka mendapatkan tempat tinggal sementara dan perawatan yang diperlukan sebelum melanjutkan perjalanan.

Selanjutnya, pada tanggal 21 Mei 2025, para WNI diterbangkan ke Salalah, Oman, sebagai titik transit sebelum akhirnya kembali ke Jakarta. Keterlibatan KBRI Muscat sangat krusial dalam memastikan kelancaran proses evakuasi. Mereka tidak hanya menyediakan tempat perlindungan, tetapi juga mengurus logistik, transportasi, dan koordinasi dengan otoritas setempat.

Menurut keterangan resmi dari Kementerian Luar Negeri RI, para WNI yang dievakuasi berasal dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Banten, Jakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Keberagaman asal daerah ini menunjukkan bahwa dampak konflik di Yaman utara dirasakan oleh banyak keluarga di seluruh Indonesia.

Pemerintah Indonesia juga berencana untuk melakukan evakuasi gelombang kedua. Saat ini, 18 WNI telah menyatakan kesediaannya untuk dievakuasi, yang sebagian besar terdiri dari perempuan, anak-anak, dan lansia. Proses evakuasi gelombang kedua ini memerlukan persiapan yang matang, terutama dalam hal logistik dan keamanan.

Merespon situasi keamanan yang semakin memburuk, KBRI Muscat telah menetapkan status Siaga I untuk wilayah Yaman utara yang meliputi Hudaidah, Sana'a, Dhamar, Taizz, dan Turbah sejak 10 Mei 2025. Penetapan status ini memungkinkan KBRI untuk mengambil langkah-langkah proaktif dalam melindungi WNI yang berada di wilayah tersebut.

Langkah-langkah perlindungan yang telah diambil pemerintah antara lain:

  • Koordinasi intensif dengan kementerian dan lembaga terkait.
  • Pembaruan data WNI di Yaman.
  • Pemutakhiran rencana kontingensi, termasuk rute evakuasi.
  • Koordinasi dengan pihak berwenang setempat untuk menjamin jalur aman bagi pergerakan WNI.

Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Muscat terus melakukan pendataan bagi WNI yang ingin mengikuti proses evakuasi ke Tanah Air. Pemerintah juga mengimbau agar WNI tetap waspada, menghindari lokasi rawan dan kerumunan massa, meminimalisasi pergerakan yang tidak perlu, serta menjalin komunikasi erat dengan KBRI Muscat.

Bagi keluarga di Indonesia yang memiliki kerabat di Yaman, pemerintah menyediakan saluran komunikasi langsung melalui hotline Direktorat Perlindungan WNI di nomor +6281290070027 dan hotline KBRI Muscat di nomor +968 9600 0210. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat dan membantu proses evakuasi jika diperlukan.

Keberhasilan evakuasi sepuluh WNI ini menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia dalam melindungi warga negaranya di luar negeri, terutama dalam situasi konflik dan krisis. Proses evakuasi yang terkoordinasi dan responsif ini memberikan rasa aman bagi WNI yang berada di Yaman dan keluarga mereka di Indonesia.