Amerika Serikat Kritik Klaim China di Laut China Selatan Melalui Video yang Ditayangkan di Singapura
Ketegangan di Laut China Selatan Meningkat: AS Sindir China Melalui Video yang Ditayangkan di Singapura
Sebuah video pendek yang dirilis oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Singapura telah memicu reaksi keras dari pemerintah Tiongkok. Video tersebut secara implisit mengkritik klaim Tiongkok atas wilayah di Laut China Selatan, wilayah yang menjadi pusat sengketa berkepanjangan antara Tiongkok dan beberapa negara Asia Tenggara.
Dalam video berdurasi 90 detik tersebut, konflik wilayah digambarkan melalui analogi seorang tetangga yang egois dan tidak menghormati batasan. Seorang narator dengan aksen Singapura menjelaskan situasi tersebut dengan latar belakang visual sebuah blok apartemen yang berantakan, diselingi dengan cuplikan berita terkait perselisihan teritorial di Laut China Selatan.
"Ini terjadi juga di depan pintu rumah Singapura, di Laut China Selatan, di mana ada satu tetangga yang merasa memiliki segalanya," kata narator dalam video itu.
Reaksi Keras dari Tiongkok
Kedutaan Besar Tiongkok di Singapura dengan cepat merespons video tersebut melalui pernyataan yang dipublikasikan di Facebook. Mereka menuduh video tersebut sebagai "distorsi yang disengaja" terhadap fakta-fakta terkait isu Laut China Selatan.
"Dengan upaya bersama antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN, situasi di Laut China Selatan secara umum tetap stabil," demikian pernyataan kedutaan.
Pihak Tiongkok juga menuduh AS sebagai pihak yang paling tidak pantas untuk memberikan komentar terkait hukum internasional di wilayah tersebut. Pernyataan tersebut mencerminkan pandangan Tiongkok bahwa AS mencampuri urusan regional dan memperkeruh suasana.
Sengketa Wilayah di Laut China Selatan
Laut China Selatan merupakan jalur pelayaran vital yang memfasilitasi lebih dari 60 persen perdagangan maritim global. Selain itu, kawasan ini diyakini menyimpan cadangan minyak dan gas yang signifikan, sehingga menjadi rebutan banyak negara.
Mahkamah Arbitrase Internasional pada tahun 2016 telah memutuskan bahwa klaim sepihak Tiongkok tidak memiliki dasar hukum. Namun, Beijing tetap bersikeras mengklaim hampir seluruh wilayah perairan tersebut.
Beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Vietnam, juga memiliki klaim yang tumpang tindih atas sebagian wilayah Laut China Selatan, sehingga sering kali memicu ketegangan.
Sikap Singapura
Pemerintah Singapura telah mengeluarkan pernyataan resmi terkait polemik video tersebut. Kementerian Luar Negeri Singapura menegaskan bahwa mereka menolak campur tangan kedutaan asing dalam isu-isu internasional yang melibatkan pihak ketiga.
"Pemerintah Singapura menolak upaya dari kedutaan asing untuk memicu reaksi domestik terkait isu-isu internasional antarnegara," demikian bunyi pernyataan tersebut.
"Masalah yang kompleks sebaiknya diselesaikan lewat saluran diplomatik yang tepat dan efektif," tambah pernyataan itu.
Situasi di Laut China Selatan terus menjadi perhatian internasional, dengan berbagai pihak yang berkepentingan berupaya untuk menjaga stabilitas dan menyelesaikan sengketa secara damai.