Polri: Pengumuman Kelulusan Jokowi di UGM Terekam dalam Halaman Kedaulatan Rakyat

Polri Tegaskan Keabsahan Ijazah Jokowi, Jejak Kelulusan Terekam di Kedaulatan Rakyat

Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri secara resmi menyatakan bahwa Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), adalah benar alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan telah memenuhi seluruh persyaratan yang diperlukan untuk meraih gelar sarjana kehutanan. Hal ini sekaligus menepis segala keraguan dan spekulasi yang beredar di masyarakat.

Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, mengungkapkan bahwa tim penyelidik menemukan fakta autentik yang membuktikan bahwa Ir. Joko Widodo mendaftar dan diterima di Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1980. Bukti tersebut berupa pengumuman resmi yang dimuat dalam surat kabar Kedaulatan Rakyat.

"Penyelidik mendapatkan fakta bahwa benar Insinyur Joko Widodo mendaftar dan masuk Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1980 melalui bukti pengumuman di Koran Kedaulatan Rakyat tentang 3.169 peserta lulus ujian masuk PPI atau proyek perintis 1 UGM yang terbit pada hari Jumat Kliwon 18 Juli 1980," ujar Djuhandhani dalam konferensi pers.

Lebih lanjut, Djuhandhani menjelaskan bahwa nama Joko Widodo tercantum pada halaman 4 kolom 6, urutan ke-14 di bagian Fakultas Kehutanan surat kabar tersebut. Keaslian koran Kedaulatan Rakyat edisi tersebut telah diverifikasi oleh staf perpustakaan.

Selain Kedaulatan Rakyat, surat kabar Berita Nasional (Bernas) edisi yang sama juga memuat informasi mengenai jadwal pendaftaran ulang mahasiswa baru Fakultas Kehutanan UGM. Jadwal tersebut bertepatan dengan tanggal 28 Juli 1980, yang sesuai dengan dokumen registrasi mahasiswa atas nama Joko Widodo yang tersimpan dalam arsip Fakultas Kehutanan.

Verifikasi Mendalam terhadap Dokumen Akademik

Polri tidak hanya mengandalkan bukti pengumuman di surat kabar. Berbagai dokumen akademik milik Joko Widodo turut diperiksa secara seksama oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor). Dokumen-dokumen tersebut meliputi Kartu Hasil Studi (KHS), bukti pembayaran SPP, surat izin her-registrasi, hingga surat keterangan lulus ujian praktik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua dokumen tersebut identik dan berasal dari produk yang sama dengan dokumen pembanding.

Uraian praktik lapangan Jokowi selama masa kuliah, termasuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Boyolali dan penelitian mengenai masalah kehutanan di Surakarta, juga ditemukan dan telah melalui proses verifikasi.

Skripsi Jokowi Dinyatakan Otentik

Skripsi asli Jokowi yang berjudul "Studi tentang Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kotamadya Surakarta" juga menjadi fokus pemeriksaan. Hasil pemeriksaan Puslabfor menunjukkan bahwa skripsi tersebut diketik menggunakan mesin ketik tipe pika dan halaman pengesahan dicetak dengan teknik hand press, yang merupakan praktik umum pada masa itu. Hal ini semakin memperkuat keaslian skripsi tersebut.

Ijazah asli milik Jokowi dengan nomor 1120 dan NIM 1681KT turut diuji dan dinyatakan identik dengan ijazah milik tiga rekan seangkatannya di Fakultas Kehutanan UGM. Hasil analisis menunjukkan kesamaan pada bahan kertas, pengaman kertas, teknik cetak, tinta tulisan tangan, cap stempel, dan tinta tanda tangan milik dekan dan rektor.

Digitalisasi Skripsi dan Penutupan Penyelidikan

Sebagai informasi tambahan, skripsi Jokowi telah didigitalisasi pada tahun 2016 dan diunggah ke aplikasi Perpustakaan Digital (PTD) UGM pada tahun 2019. Meskipun mayoritas skripsi yang diunggah adalah milik lulusan hingga tahun 1990, skripsi Jokowi menjadi pengecualian karena statusnya sebagai tokoh nasional.

Berdasarkan hasil gelar perkara, penyelidikan terkait ijazah Joko Widodo resmi ditutup. Kesimpulan yang diambil adalah tidak ditemukan adanya tindak pidana terkait ijazah tersebut, dan ijazah Jokowi dinyatakan asli dan sah secara hukum.

Dengan ditutupnya penyelidikan ini, diharapkan situasi negara menjadi semakin kondusif dan pemerintah yang saat ini dipimpin oleh Bapak Prabowo dapat fokus melaksanakan pembangunan demi kemajuan bangsa dan negara.