Krisis BBM di Balikpapan Mencuat, Keberadaan Wali Kota di London Jadi Sorotan
Kondisi sulit yang dialami masyarakat Balikpapan terkait pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi perhatian serius berbagai pihak. Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam, secara terbuka menyampaikan keprihatinannya atas situasi yang dihadapi warga Balikpapan. Lebih lanjut, ia menyoroti ketidakberadaan Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud, di tengah situasi krisis ini. Diketahui, Wali Kota sedang berada di London, Inggris.
Mufti Anam menyampaikan kritik pedasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri. Ia mempertanyakan sensitivitas pejabat publik terhadap kesulitan yang dialami rakyatnya. Menurutnya, keberadaan Wali Kota di luar negeri, saat masyarakatnya berjuang mendapatkan BBM, merupakan ironi tersendiri. Ia mendesak para pemangku kepentingan untuk segera merespons dan menemukan solusi atas kelangkaan BBM yang terjadi di Balikpapan. Mufti Anam juga menyoroti status Balikpapan sebagai salah satu daerah penghasil minyak terbesar di Indonesia, yang ironisnya justru mengalami krisis BBM.
Menanggapi keluhan tersebut, Wakil Direktur Utama PT Pertamina, Wiko Migantoro, menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami masyarakat Balikpapan. Ia mengakui adanya keterlambatan dalam pasokan BBM yang sesuai standar, yang menyebabkan kelangkaan dan antrean panjang di SPBU. Wiko menjelaskan bahwa Pertamina sempat menghentikan distribusi BBM karena kualitas yang tidak memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Keterlambatan kedatangan BBM yang memenuhi standar inilah yang kemudian memicu krisis di Balikpapan. Pertamina berjanji akan meningkatkan pengawasan dan memastikan kualitas BBM yang didistribusikan sesuai dengan standar yang berlaku.
Berikut poin-poin utama yang mengemuka dalam pembahasan:
- Keluhan Masyarakat: Warga Balikpapan mengalami kesulitan mendapatkan BBM akibat kelangkaan.
- Kritik DPR: Anggota Komisi VI DPR RI menyoroti ketidakberadaan Wali Kota Balikpapan di tengah krisis BBM.
- Permohonan Maaf Pertamina: Wakil Direktur Utama Pertamina meminta maaf atas kelangkaan BBM dan mengakui adanya keterlambatan pasokan.
- Penjelasan Pertamina: Kelangkaan disebabkan oleh keterlambatan pasokan BBM yang memenuhi standar kualitas.
- Janji Perbaikan: Pertamina berjanji akan meningkatkan pengawasan dan memastikan kualitas BBM yang didistribusikan.
Situasi ini memicu perdebatan tentang pentingnya respons cepat dan sensitivitas pejabat publik terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat. Selain itu, sorotan juga tertuju pada tata kelola distribusi BBM dan upaya menjaga kualitas bahan bakar agar krisis serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.