Jejak Reformasi: Mengenang Tragedi 12 Mei 1998 di Museum Universitas Trisakti
Museum Tragedi 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti, Jakarta, menjadi saksi bisu peristiwa kelam yang mengguncang bangsa. Museum ini didedikasikan untuk mengenang perjuangan mahasiswa Trisakti dalam memperjuangkan reformasi, serta mengenang empat mahasiswa yang gugur dalam tragedi tersebut.
Museum ini terletak strategis di lobi Gedung Dr. Sjarif Thajeb, Kampus A Universitas Trisakti. Pintu museum terbuka lebar bagi publik setiap hari kerja, Senin hingga Jumat, dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB. Tidak ada pungutan biaya masuk, sehingga siapa pun yang ingin belajar dan merenungkan sejarah dapat dengan mudah mengaksesnya.
Jejak-jejak Peristiwa 12 Mei 1998:
- Kronologi Peristiwa: Dinding museum memuat linimasa yang mendetail, menceritakan kejadian 12 Mei 1998 dari awal hingga akhir. Pengunjung dapat mengikuti alur peristiwa, mulai dari aksi damai mahasiswa hingga tragedi penembakan yang merenggut nyawa empat pahlawan reformasi. Foto-foto yang dipajang di samping kronologi memperkuat narasi, memberikan gambaran visual yang kuat tentang kejadian tersebut.
- Cuplikan Video: Sebuah televisi tabung memutar rekaman peristiwa 12 Mei 1998. Selain itu, pengunjung juga dapat menyaksikan wawancara dengan saksi mata yang memberikan kesaksian langsung dari lokasi kejadian. Video ini memberikan dimensi emosional pada pengalaman museum, membawa pengunjung lebih dekat dengan realitas tragedi tersebut.
- Profil Pejuang Reformasi: Papan In Memoriam memuat profil singkat keempat mahasiswa Trisakti yang menjadi korban penembakan. Informasi yang disajikan meliputi nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, fakultas, nama orang tua, dan gambaran singkat tentang karakter dan kepribadian mereka. Melalui profil ini, pengunjung dapat mengenal para korban sebagai individu, bukan hanya sebagai angka statistik.
- Barang-barang Peninggalan: Museum menyimpan barang-barang pribadi milik para korban, seperti almamater, topi, lukisan, tulisan tangan, tas, dan sepatu yang mereka kenakan saat kejadian. Benda-benda ini dipajang di dalam lemari kaca, menjadi saksi bisu kehidupan yang direnggut secara tragis. Melihat barang-barang tersebut, pengunjung dapat merasakan kedekatan emosional dengan para korban dan merenungkan makna pengorbanan mereka.
- Spot Bersejarah di Kampus: Selain ruangan museum, terdapat beberapa lokasi penting di sekitar kampus yang terkait dengan Tragedi 12 Mei 1998. Empat di antaranya adalah titik-titik tempat mahasiswa Trisakti tertembak. Selain itu, terdapat Tugu Reformasi 12 Mei 1998 yang diresmikan oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Monumen Reformasi yang terdiri dari empat pilar, melambangkan jumlah korban tewas.
Museum Tragedi 12 Mei 1998 bukan hanya sekadar tempat penyimpanan artefak sejarah. Lebih dari itu, museum ini adalah ruang refleksi, tempat di mana kita dapat mengenang perjuangan para mahasiswa, merenungkan nilai-nilai reformasi, dan memetik pelajaran berharga untuk masa depan bangsa. Kunjungan ke museum ini adalah pengalaman yang menggugah, yang akan membekas dalam ingatan dan menginspirasi kita untuk terus memperjuangkan keadilan dan kebenaran.