Wall Street Bergejolak di Tengah Kekhawatiran Defisit AS dan Potensi Kenaikan Suku Bunga

Wall Street Bergejolak di Tengah Kekhawatiran Defisit AS dan Potensi Kenaikan Suku Bunga

Pasar saham Amerika Serikat menunjukkan performa beragam pada penutupan perdagangan hari Kamis, dengan indeks utama mencatatkan pergerakan tipis di tengah sentimen pasar yang kompleks. Investor mencerna berbagai faktor, termasuk potensi dampak kebijakan fiskal baru dan prospek kenaikan suku bunga yang berkelanjutan.

Indeks Dow Jones Industrial Average mengalami penurunan tipis, ditutup pada level 41.859,09, terkoreksi sebesar 1,35 poin. Sementara itu, indeks S&P 500 mencatatkan penurunan yang sangat kecil, sebesar 0,04 persen, berakhir pada level 5.842,01. Pergerakan pasar yang cenderung datar ini mencerminkan ketidakpastian yang melingkupi prospek ekonomi AS.

Salah satu faktor utama yang membebani sentimen investor adalah potensi peningkatan utang pemerintah AS. Langkah-langkah kebijakan yang sedang dipertimbangkan oleh Kongres diperkirakan akan meningkatkan defisit anggaran negara. Kekhawatiran ini memicu aksi jual obligasi, mendorong imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 30 tahun ke level tertinggi sejak tahun 2023, mencapai 5,161 persen sebelum akhirnya sedikit menurun di akhir sesi. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun juga mengalami penurunan setelah sempat mencapai level tertingginya.

Lonjakan imbal hasil obligasi jangka panjang, yang menjadi acuan bagi suku bunga pinjaman konsumen, dapat memberikan tekanan tambahan pada ekonomi AS. Kondisi ini diperburuk oleh potensi penerapan tarif universal yang dapat memicu inflasi. Kombinasi antara suku bunga yang lebih tinggi dan tekanan inflasi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi daya beli konsumen.

Pasar juga merespons lelang obligasi Treasury 20 tahun yang kurang memuaskan pada hari Rabu, yang memicu lonjakan imbal hasil dan aksi jual saham. Sentimen investor terhadap obligasi Treasury dapat semakin memburuk jika RUU terkait disetujui oleh Senat, meningkatkan kekhawatiran tentang keberlanjutan fiskal pemerintah AS.

Investor terus memantau perkembangan kebijakan fiskal dan moneter, serta data ekonomi yang akan dirilis dalam beberapa pekan mendatang. Pergerakan pasar saham AS diperkirakan akan tetap bergejolak di tengah ketidakpastian yang melingkupi prospek ekonomi global dan domestik.