Jejak Kelam Mei 1998: Mengunjungi Museum Tragedi 12 Mei, Saksi Bisu Perjuangan Reformasi
markdown Memasuki Museum Tragedi 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti, Jakarta Barat, adalah sebuah perjalanan menembus lorong waktu, kembali ke masa kelam 27 tahun silam. Museum ini bukan sekadar ruang pameran, melainkan monumen hidup yang menyimpan memori kolektif bangsa tentang tragedi penembakan mahasiswa Trisakti yang memicu gelombang reformasi. Di tengah hiruk pikuk kampus, museum ini berdiri sebagai pengingat akan pentingnya demokrasi dan penegakan hak asasi manusia.
Dewi Priandini, Kepala Humas Universitas Trisakti, menyampaikan bahwa museum ini didirikan sebagai upaya untuk terus menyuarakan keadilan bagi para korban. Hingga kini, dalang di balik peristiwa tragis tersebut belum terungkap, menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban dan seluruh bangsa.
Museum yang terletak di lobi Gedung Dr. Sjarif Thajeb ini terbuka untuk umum setiap hari kerja. Tanpa dipungut biaya, pengunjung dapat menyaksikan langsung berbagai artefak yang menjadi saksi bisu peristiwa 12 Mei 1998. Berikut adalah beberapa koleksi penting yang dapat ditemukan di museum ini:
-
Dinding Kaca Bekas Tembakan: Salah satu artefak paling ikonik adalah dinding kaca yang masih menyimpan bekas peluru. Lubang-lubang kecil ini menjadi bukti nyata kekerasan yang terjadi dan mengingatkan kita akan harga yang harus dibayar untuk kebebasan.
-
Papan Bekas Tandu: Sebuah papan sederhana yang dulunya digunakan sebagai tandu untuk membawa mahasiswa yang terluka. Bercak darah yang memudar menjadi simbol pengorbanan dan perjuangan.
-
Barang Peninggalan Korban: Koleksi barang-barang pribadi milik Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie. Baju, buku, dan almamater yang dipajang di balik kaca membawa kita lebih dekat dengan sosok para mahasiswa yang gugur.
-
Galeri Foto: Rangkaian foto yang mendokumentasikan peristiwa dari awal hingga akhir. Mulai dari aksi damai, bentrokan, hingga suasana duka saat pemakaman para korban.
-
Kronologi Peristiwa: Catatan rinci yang menggambarkan jalannya peristiwa 12 Mei 1998, dari pagi hingga malam hari. Kronologi ini membantu pengunjung memahami konteks dan akar masalah yang memicu tragedi.
-
Papan In Memoriam: Papan yang berisi biografi singkat para korban. Informasi tentang latar belakang, keluarga, dan cita-cita mereka memberikan dimensi manusiawi pada tragedi ini.
-
Rekaman Video: Cuplikan video yang menampilkan wawancara saksi mata dan rekaman peristiwa saat kejadian. Audio visual ini memberikan pengalaman yang lebih mendalam dan emosional bagi pengunjung.
Museum Tragedi 12 Mei 1998 bukan hanya tempat untuk mengenang masa lalu, tetapi juga sarana untuk belajar dari sejarah. Dengan mengunjungi museum ini, kita dapat memahami pentingnya menjaga demokrasi, menghormati hak asasi manusia, dan mencegah terulangnya kembali tragedi serupa.