Gubernur Banten Tegaskan Prioritaskan Pelayanan Prima di Destinasi Wisata

Gubernur Banten, Andra Soni, menekankan pentingnya peningkatan kualitas pelayanan dan keramahan di seluruh destinasi wisata di Provinsi Banten. Hal ini disampaikan sebagai upaya untuk menarik lebih banyak wisatawan dan memastikan pengalaman yang positif bagi setiap pengunjung. Soni mengingatkan agar pengelola tempat wisata menghindari praktik-praktik yang merugikan wisatawan, seperti pungutan liar (pungli) dan penetapan harga yang tidak wajar (getok harga).

"Komitmen kita adalah meningkatkan hospitality. Jangan sampai wisatawan yang datang merasa dirugikan," ujarnya kepada awak media di Pendopo Gubernur Banten.

Menurut Soni, citra positif di mata wisatawan adalah kunci untuk memenangkan persaingan dengan destinasi wisata lain. Banten memiliki potensi besar dengan berbagai destinasi unggulan seperti Pantai Anyer, Carita, Tanjung Lesung, Ujung Kulon, hingga Sawarna. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan akan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat.

Plt. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Linda Rohyati Fatimah, menambahkan bahwa Banten memiliki kekayaan potensi wisata yang beragam, mulai dari keindahan alam, warisan budaya dan sejarah, wisata religi, hingga pesona pantai-pantai yang memukau. Potensi ini, menurutnya, dapat menjadi aset ekonomi yang bernilai tinggi jika dikelola secara profesional dan berkelanjutan.

Namun, Linda mengakui bahwa masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Beberapa di antaranya adalah infrastruktur pendukung yang belum memadai dan perlunya peningkatan kapasitas sumber daya manusia di sektor pariwisata. Ia menekankan pentingnya penerapan prinsip Sapta Pesona dalam pengelolaan destinasi wisata, yang meliputi:

  • Aman
  • Tertib
  • Bersih
  • Sejuk
  • Indah
  • Ramah
  • Kenangan

Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, Linda yakin bahwa manfaat ekonomi dari sektor pariwisata akan dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar.

Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Banten, Sunandar, menyoroti beberapa permasalahan yang masih menjadi perhatian, antara lain kurangnya sistem keamanan yang memadai di banyak destinasi wisata, seperti patroli keamanan, rambu keselamatan, dan mitigasi bencana. Selain itu, kemacetan lalu lintas menuju lokasi wisata, parkir liar, serta praktik pungli dan calo juga menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.

Sunandar juga menekankan perlunya peningkatan kualitas pengalaman wisata secara keseluruhan, termasuk atraksi wisata yang lebih menarik, pelestarian budaya lokal, dan peningkatan kualitas pelayanan. Ia berharap agar permasalahan-permasalahan tersebut dapat segera diatasi melalui kerja sama dengan para pengelola destinasi wisata.

"Kami berharap akan ada rekomendasi yang konkret dan aplikatif, yang dapat menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan pengembangan pariwisata di Provinsi Banten," pungkas Sunandar.