Ancaman Longsor Susulan Hantui Nagreg: Badan Geologi Imbau Waspada Saat Hujan Ekstrem
Nagreg Dihantui Potensi Longsor Susulan Akibat Hujan Ekstrem
Bencana longsor yang melanda Kampung Gunung Batu, Desa Nagreg Kendan, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung pada Minggu malam, 18 Mei 2025, menyisakan kekhawatiran mendalam bagi warga setempat. Sebanyak 43 jiwa terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, seperti musala dan Mapolsek Nagreg. Badan Geologi memperingatkan bahwa potensi longsor susulan masih mengintai, terutama jika curah hujan melebihi batas normal.
Menurut analisis Badan Geologi, lokasi longsor berada pada koordinat 107.896040° BT dan -7.013108° LS. Karakteristik longsoran berupa gerakan tanah rotasional atau busur pada lereng bukit soliter dengan kemiringan curam mencapai 70 derajat. Tinggi bukit mencapai 75 meter, dan panjang mahkota longsoran mencapai 200 meter. Lokasi bencana berada di kaki Gunung Batu atau Bukit Sangianganjung, dengan kelerengan bervariasi antara 20 hingga 70 derajat. Ironisnya, kaki lereng bukit telah dipangkas untuk pembangunan lapangan bola dan pemukiman, yang berjarak sekitar 100 meter dari titik longsor.
Kondisi Geologis dan Faktor Pemicu Longsor
Secara geologis, area tersebut tersusun atas batuan dari Gunung Sangianganjung, terdiri dari breksi tuf, breksi lahar, dan lava basalt-andesit. Bagian yang longsor merupakan tanah pelapukan in situ yang tebal dan gembur, terletak pada kontak antara tanah dan batuan dengan kandungan tuf tinggi. Batuan yang tersingkap merupakan produk vulkanik tua berupa tuf lapuk. Peta Prakiraan Gerakan Tanah Kabupaten Bandung bulan Mei 2025 menunjukkan bahwa lokasi longsor berada pada zona prakiraan gerakan tanah menengah hingga tinggi.
Kepala Badan Geologi, M. Wafid, menjelaskan beberapa faktor yang memicu terjadinya longsor. Kemiringan lereng yang terjal, pemotongan kaki lereng tanpa perkuatan, keberadaan tanah pelapukan tebal di atas batuan vulkanik (tuf) yang impermeabel, perubahan tata guna lahan, serta curah hujan tinggi dengan durasi lama sebelum kejadian, menjadi kombinasi yang memicu pergerakan tanah.
Dampak dan Upaya Penanganan
Longsor tersebut menimbun beberapa rumah warga dan kantor Desa Nagreg Kendan. Data dari Polsek Nagreg mencatat 43 warga mengungsi, terdiri dari 28 jiwa di musala RW 3 Desa Nagreg Kendan, dan 15 jiwa di Mapolsek Nagreg. Tiga orang dilaporkan mengalami luka-luka, yakni Ela Marsela (42), Melati Sukma (14), dan Iman Daresta (50). Mereka telah dievakuasi ke RSUD Cicalengka untuk mendapatkan perawatan medis. Pihak berwenang terus berupaya memberikan bantuan kepada para pengungsi dan melakukan penanganan darurat untuk mencegah longsor susulan.
Untuk mengantisipasi potensi longsor susulan, Badan Geologi mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat terjadi hujan deras. Penting untuk menghindari aktivitas di sekitar lereng yang rawan longsor dan segera melapor kepada pihak berwenang jika melihat tanda-tanda pergerakan tanah. Selain itu, penataan ruang yang memperhatikan aspek geologi dan lingkungan, serta perbaikan drainase, sangat diperlukan untuk mengurangi risiko bencana di masa mendatang.
-
Daftar Warga Mengungsi:
- Musala RW 3 Desa Nagreg Kendan: 28 jiwa
- Mapolsek Nagreg: 15 jiwa
-
Korban Luka-Luka:
- Ela Marsela (42)
- Melati Sukma (14)
- Iman Daresta (50)