Perpisahan Emosional Luka Modric: Legenda Real Madrid Pamit, Banjir Air Mata dan Penghormatan
Luka Modric Tinggalkan Real Madrid: Era Berakhir, Penghormatan Mengalir
Setelah 13 tahun mengukir sejarah di Santiago Bernabeu, Luka Modric resmi mengumumkan perpisahannya dengan Real Madrid. Pengumuman yang disampaikan melalui surat terbuka menyentuh hati para penggemar dan memicu gelombang penghormatan dari seluruh dunia sepak bola.
Gelandang Kroasia berusia 39 tahun ini meninggalkan klub sebagai salah satu legenda terbesar dalam sejarah Real Madrid. Torehan 28 trofi, rekor sebagai pemain tertua yang pernah membela Los Blancos, dan gol tertua dalam sejarah klub, menjadi bukti nyata kontribusinya yang tak ternilai.
Kepergian Modric tidak hanya meninggalkan lubang besar di lini tengah Real Madrid, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi para pemain yang pernah berbagi ruang ganti dengannya. Ungkapan perpisahan dan penghormatan membanjiri media sosial, menggambarkan betapa sosok Modric sangat dihormati dan dicintai.
Ungkapan Perpisahan dari Rekan Setim
Arda Guler, gelandang muda berbakat Real Madrid, menulis di Instagram: "Luka abi, segala yang kau lakukan dalam seragam ini menuliskan kisah yang menginspirasi mimpi semua pencinta sepak bola. Kamu adalah legenda hidup."
Brahim Diaz pun tak kuasa menahan kesedihannya: "Hari ini saya kesulitan mencari kata-kata, karena mengucapkan selamat tinggal kepada legenda sepertimu sangat sulit. Sejak hari pertama saya tiba di Real Madrid, kamu memberiku lebih dari sekadar nasihat atau dukungan di lapangan, kamu memberiku cinta, rasa hormat, dan saya takkan pernah melupakan bagaimana kamu memperlakukan saya. Kamu lebih dari sekadar panutan di lapangan dan berbagi ruang ganti denganmu adalah sebuah kehormatan. Kamu mungkin meninggalkan Real Madrid, tapi warisanmu akan selalu ada. Saya mencintaimu, Luka. Terima kasih untuk segalanya."
Vinicius Junior, pemain sayap lincah Real Madrid, menyoroti kemampuan unik Modric dalam memberikan umpan dengan kaki luar: "Selama bertahun-tahun saya berbagi ruang ganti dengan seorang legenda. Kisahmu di Madrid tiada duanya, 13 musim, 28 gelar, semua ditorehkan dengan keelokan, bakat, dan kerendahan hati yang mengajarkan saya lebih dari seribu kata. Terima kasih atas setiap nasihat, gaya bermainmu, dan juga kepribadianmu. Sepak bolamu adalah seni. Perlakuanmu terhadap saya adalah anugerah. Saya belajar dari caramu mengumpan dengan kaki luar (A LA LUKA MODRIC), tapi yang lebih penting, saya belajar dari kemurahan hatimu setiap hari. Saya akan sangat merindukanmu. Terima kasih untuk segalanya, Maestro. Saya sangat mencintaimu."
Rodrygo Goes, yang memiliki panggilan khusus untuk Modric yaitu "ayah", mengungkapkan kesedihannya: "Ayah, hari ini adalah hari yang sangat sedih bagi saya dan bagi semua fan Real Madrid, mengetahui bahwa sebentar lagi kita takkan lagi melihatmu di lapangan mengenakan nomor 10. Sulit diungkapkan betapa besar artimu sejak saya bergabung di klub ini. Saya belajar darimu, di dalam dan di luar lapangan. Kelasmu, kepemimpinanmu, dan determinasimu akan selalu membekas di diriku. Terima kasih atas setiap langkah, nasihat, dan bantuan. Merupakan mimpi bisa melewati semua tahun ini bersamamu. Nikmati bab baru ini, LEGENDA! Saya mencintaimu."
Penghormatan dari Para Legenda Sepak Bola
Cristiano Ronaldo, mantan rekan setim Modric yang telah mencetak 450 gol untuk Real Madrid, juga turut memberikan penghormatan: "Terima kasih untuk segalanya, Luka. Merupakan kehormatan bisa berbagi begitu banyak momen bersamamu di klub. Sukses selalu untuk apa pun yang akan datang."
Sergio Ramos, mantan kapten Real Madrid, menyebut Modric sebagai seniman di lapangan: "Seorang genius, seorang teman, seorang saudara yang telah menjadikan sepak bola sebagai bentuk seni kini mengucapkan selamat tinggal kepada Real Madrid. Salah satu pemain yang membuat para penggemar Real Madrid memenuhi stadion dan membuat dunia terhenti di depan layar setiap kali bertanding. Seorang pemain luar biasa, baik dari segi kemampuan sepak bola maupun kualitas sebagai manusia, salah satu orang yang dengan bangga saya sebut sebagai teman. Lampu sorot Bernabeu takkan pernah lagi menyala untuk melihatmu di atas lapangan, tetapi buku sejarah Real Madrid akan selalu mencantumkan namamu di antara yang terbesar. Saudaraku, kami para penggemar Real Madrid hanya punya satu kata untukmu: TERIMA KASIH. Yang terbaik untuk bab berikutnya. Aku yakin kita akan tetap merasakannya dari dekat. Dari Churu yang sangat mencintaimu, Lukitaku."
Kepergian Luka Modric menandai akhir dari sebuah era di Real Madrid. Namun, warisan dan pengaruhnya akan terus terasa di klub dan di hati para penggemar sepak bola di seluruh dunia.