Antisipasi Kemacetan Tol Prambanan saat Mudik Lebaran 2025
Antisipasi Kemacetan Tol Prambanan saat Mudik Lebaran 2025
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tengah bersiap menghadapi potensi kemacetan lalu lintas di ruas Tol Prambanan selama periode libur Lebaran 2025. Plt. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Wiyos Santoso, mengungkapkan prediksi peningkatan volume kendaraan yang signifikan di jalur tersebut, terutama setelah dibukanya akses tol baru. Ia menekankan pentingnya koordinasi intensif dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman, Gunungkidul, dan Kulon Progo untuk merumuskan strategi antisipasi kemacetan dan memastikan kelancaran arus mudik.
"Pembukaan Tol Prambanan diprediksi akan menjadi titik konsentrasi kepadatan lalu lintas," ujar Wiyos dalam keterangannya pada Senin (10/3/2025). Pengalaman tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa jalur ini rawan macet pada masa libur panjang. Oleh karena itu, Dishub DIY akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem manajemen lalu lintas, termasuk kemungkinan penarikan atau pengalihan arus kendaraan untuk mengurai kepadatan. "Kami akan mempelajari data lalu lintas untuk menentukan strategi pengalihan arus yang tepat dan efektif," tambahnya. Salah satu fokus utama adalah meminimalisir dampak peningkatan volume kendaraan di ruas Tol Prambanan terhadap jalur alternatif yang biasanya digunakan pemudik.
Data yang dikumpulkan Dishub DIY menunjukkan adanya pergeseran pola perjalanan. Sejak dibukanya Tol Prambanan, volume kendaraan di jalur utara Yogyakarta mengalami penurunan, yang mengindikasikan banyak pemudik memilih jalur tol. "Hal ini menimbulkan potensi kepadatan yang sangat tinggi di sekitar pintu keluar tol Prambanan," jelas Wiyos. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Dishub DIY akan berkoordinasi erat dengan Dishub Sleman guna menyiapkan jalur alternatif dan melakukan pengaturan lalu lintas secara optimal, termasuk mengoptimalkan sistem Area Traffic Control System (ATCS) atau mempersiapkan jalur alternatif jika kepadatan lalu lintas mencapai titik kritis.
Selain fokus pada Tol Prambanan, Dishub DIY juga memperhatikan potensi kemacetan di Jalan Lintas Selatan (JJLS). Wiyoto mengingatkan bahwa ruas JJLS, khususnya di area Panggang menuju Imogiri, memiliki kondisi jalan yang sempit dan berpotensi menimbulkan kemacetan, mengingat peningkatan volume kendaraan yang diprediksi akan melewati jalur tersebut. "Kondisi jalan yang sempit di segmen tersebut membutuhkan pengawasan ketat dan langkah antisipasi untuk mencegah kemacetan parah," imbuhnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan dan pengaturan lalu lintas yang tepat untuk menghindari kemacetan di jalur alternatif tersebut.
Lebih lanjut, Wiyos juga berharap kebijakan pemerintah untuk memajukan cuti bersama Lebaran pada 21 Maret dapat membantu meringankan beban lalu lintas, terutama yang mengarah ke DIY. Ia mengajak masyarakat untuk memanfaatkan waktu cuti bersama secara bertahap, sehingga tidak terjadi konsentrasi arus kendaraan pada satu waktu. "Dengan adanya program Work From Anywhere (WFA) dari pemerintah pusat, diharapkan pemudik dapat menjadwalkan perjalanan pulang kampung secara lebih merata, sehingga mengurangi potensi kepadatan," pungkas Wiyos. Upaya kolaboratif antar instansi terkait dan partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan kelancaran arus mudik Lebaran 2025.