Meksiko Bergulat dengan Wabah Campak Mematikan: Korban Didominasi Anak-Anak yang Belum Divaksinasi

Meksiko saat ini tengah menghadapi tantangan serius dengan merebaknya wabah campak yang mengkhawatirkan. Lebih dari seribu kasus telah terkonfirmasi di seluruh negara, dengan konsentrasi tertinggi dilaporkan di wilayah perbatasan utara yang berdekatan dengan Amerika Serikat. Situasi ini memicu kekhawatiran mendalam di kalangan otoritas kesehatan dan masyarakat luas.

Tragisnya, wabah ini telah merenggut nyawa beberapa individu, termasuk anak-anak yang belum mendapatkan vaksinasi campak. Data menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2025, empat orang telah meninggal dunia akibat komplikasi yang disebabkan oleh infeksi campak. Tiga dari korban meninggal adalah anak-anak yang tidak memiliki riwayat vaksinasi. Pemerintah negara bagian Chihuahua, yang menjadi pusat penyebaran wabah, telah mengambil langkah-langkah proaktif dengan berkoordinasi bersama tokoh agama setempat untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong partisipasi dalam program vaksinasi.

Departemen Kesehatan Chihuahua mengumumkan kematian dua anak, masing-masing berusia 11 bulan dan 7 tahun, akibat komplikasi campak yang fatal. Salah satu anak menderita leukemia, sementara yang lain memiliki riwayat penyakit ginjal. Dalam kasus bayi berusia 11 bulan, ibu dari bayi tersebut juga belum divaksinasi, sehingga tidak dapat memberikan kekebalan pasif kepada anaknya.

Selain itu, seorang pria berusia 31 tahun yang juga tidak divaksinasi meninggal dunia di Chihuahua pada bulan April. Seorang bayi perempuan berusia satu tahun di negara bagian Sonora juga menjadi korban, diperparah dengan kondisi gizi buruk yang dideritanya serta status vaksinasi yang belum lengkap.

Wabah campak ini tidak hanya menjadi masalah di Meksiko. Negara tetangga, Amerika Serikat, juga berjuang untuk mengendalikan penyebaran penyakit yang sangat menular ini. Negara-negara bagian yang berbatasan langsung dengan Meksiko mencatat jumlah kasus yang signifikan, menimbulkan kekhawatiran tentang potensi penularan lintas batas.

Campak adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus yang sangat menular. Penularan terjadi melalui droplet yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi saat batuk, bersin, atau bahkan saat bernapas. Bagi individu yang belum divaksinasi, campak dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius.

Gejala campak umumnya muncul antara 7 hingga 14 hari setelah terpapar virus. Gejala awal meliputi demam tinggi, batuk kering, pilek, serta mata merah dan berair. Dua hingga tiga hari setelah timbulnya gejala awal, bintik-bintik putih kecil dapat muncul di dalam mulut. Ruam kulit biasanya muncul 3 hingga 5 hari setelah gejala pertama. Ruam terdiri dari bintik-bintik datar yang besar dan benjolan-benjolan kecil yang menonjol. Ruam biasanya dimulai di wajah atau leher dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

Seseorang yang terinfeksi campak dapat menularkan virus selama empat hari sebelum ruam muncul dan empat hari setelahnya. Hal ini menekankan pentingnya isolasi dan tindakan pencegahan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.