Pembenahan Trotoar Jakarta: Prioritaskan Aksesibilitas Disabilitas dan Konektivitas Antarwilayah

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur perkotaan, salah satunya melalui penataan trotoar. Gubernur Jakarta, Pramono Anung, baru-baru ini menyoroti pentingnya aspek aksesibilitas bagi penyandang disabilitas dalam pembangunan trotoar di ibu kota. Setelah melakukan peninjauan proyek pembangunan trotoar dan saluran air di kawasan Falatehan, Blok M, Jakarta Selatan, Pramono mengakui bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk memastikan fasilitas publik ini benar-benar inklusif.

"Dibandingkan kota-kota lain di Indonesia, Jakarta memang sudah cukup baik, tapi menurut saya masih kurang," ujar Pramono. Ia menekankan bahwa setiap proyek infrastruktur, terutama pembangunan jalur pedestrian, harus mempertimbangkan kebutuhan khusus penyandang disabilitas. Salah satu contohnya adalah keberadaan guiding block atau jalur pemandu yang wajib ada di setiap jalur pedestrian. Fasilitas ini sangat penting untuk membantu penyandang disabilitas, khususnya tunanetra, dalam berjalan dengan aman dan mandiri.

Blok M menjadi salah satu area prioritas dalam penataan trotoar karena kawasan ini akan menjadi hub utama di Jakarta. Lokasinya strategis sebagai titik konektivitas berbagai rute transportasi publik, termasuk Transjabodetabek (misalnya rute Alam Sutra-Blok M dan PIK-Blok M). Proyek penataan ini mencakup pembangunan trotoar sepanjang 1,3 kilometer, integrasi dengan fasilitas transportasi seperti Transjakarta dan MRT, serta revitalisasi kawasan sekitar, termasuk Taman Literasi Marta Christina Tiahahu dan area kuliner di Blok M.

Menurut Kepala Dinas Bina Marga Jakarta, Suwondo, penataan trotoar akan dimulai dari Jalan Falatehan, Falatehan 1, dan Raden Patah, kemudian dilanjutkan ke Jalan Saharjo, Abdullah Safei, dan Simpang Fatmawati. Suwondo menargetkan proyek ini selesai pada bulan Oktober. Pramono berharap penataan ini akan berdampak positif pada aktivitas ekonomi di Blok M. Ia meyakini bahwa kawasan yang tertata rapi dan mudah diakses akan menarik lebih banyak pengunjung dan investasi, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta secara keseluruhan.

Lebih lanjut, Pramono mengungkapkan bahwa dirinya sering berjalan kaki di trotoar-trotoar Jakarta untuk merasakan langsung kondisi di lapangan. Ia menemukan bahwa konektivitas antar trotoar masih menjadi masalah. Oleh karena itu, ia meminta Dinas Bina Marga untuk segera memperbaiki trotoar dan meningkatkan konektivitasnya. Selain itu, ia juga meminta agar dilakukan pembersihan trotoar dan gorong-gorong secara rutin.

Penataan trotoar di Jakarta bukan hanya sekadar mempercantik kota, tetapi juga menciptakan ruang publik yang aman, nyaman, dan inklusif bagi semua warga, termasuk penyandang disabilitas. Dengan trotoar yang ramah disabilitas dan terintegrasi dengan baik, diharapkan masyarakat akan semakin nyaman berjalan kaki dan menggunakan transportasi publik, sehingga mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas hidup di Jakarta. Peningkatan konektivitas antar wilayah diharapkan mampu meningkatkan pergerakan ekonomi dan sosial di berbagai kawasan Jakarta.

Rencana Penataan:

  • Pembangunan trotoar sepanjang 1,3 kilometer di Blok M.
  • Integrasi trotoar dengan Transjakarta dan MRT.
  • Revitalisasi Taman Literasi Marta Christina Tiahahu.
  • Penataan area kuliner Blok M.
  • Peningkatan konektivitas antar trotoar di seluruh Jakarta.
  • Pembersihan trotoar dan gorong-gorong secara rutin.