Banjir Jakarta: Gubernur Pramono Anung Dorong Modifikasi Cuaca Nasional untuk Tekan Genangan Air
Banjir Jakarta: Upaya Modifikasi Cuaca Nasional Jadi Solusi Mengatasi Banjir Kiriman
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mendesak dilakukannya modifikasi cuaca secara nasional sebagai langkah strategis untuk mengatasi permasalahan banjir yang melanda Jakarta sejak awal Maret 2025. Pernyataan ini disampaikan setelah beliau meninjau langsung kondisi terkini Pintu Air Manggarai di Jakarta Selatan pada Selasa, 4 Mei 2025. Pramono menekankan bahwa sebagian besar banjir di Jakarta merupakan kiriman dari daerah-daerah di sekitarnya, dengan curah hujan di Jakarta sendiri masih relatif rendah. Kondisi ini diperparah dengan potensi peningkatan volume air jika curah hujan mencapai lebih dari 150 mm, sementara beberapa wilayah telah mencatat angka hingga 180-200 mm.
"Berdasarkan data yang kami peroleh, hampir 90 persen genangan air di Jakarta disebabkan oleh banjir kiriman," ujar Pramono. "Oleh karena itu, modifikasi cuaca untuk mengarahkan curah hujan ke laut menjadi langkah krusial yang harus segera dilaksanakan." Pramono menegaskan bahwa meskipun permasalahan ini memerlukan penanganan yang terintegrasi, tanggung jawab utama untuk mengatasinya tetap berada di pundak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, koordinasi dan kerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah penyangga menjadi kunci keberhasilan upaya ini.
Langkah konkret telah direncanakan. Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Maruli Sijabat, menyampaikan bahwa modifikasi cuaca diperkirakan akan dimulai dalam waktu dekat. "Berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan BNPB, modifikasi cuaca direncanakan akan dimulai dalam lima hari ke depan, paling lambat Kamis mendatang," jelas Maruli. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mencari solusi atas permasalahan banjir yang berdampak luas bagi warga Jakarta.
Lebih lanjut, Pramono juga menekankan pentingnya kolaborasi dan koordinasi antar-pemerintah dalam mengatasi masalah banjir kiriman ini. "Ini bukan lagi masalah Jakarta saja, tetapi masalah nasional yang membutuhkan penanganan terpadu. Modifikasi cuaca harus melibatkan BNPB dan pemerintah daerah di sekitar Jakarta," tegasnya. Hal ini menyiratkan pentingnya strategi manajemen bencana yang komprehensif dan berbasis kolaborasi antar-lembaga untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks ini.
Pramono juga menambahkan bahwa meskipun upaya modifikasi cuaca menjadi prioritas utama, pemerintah daerah juga terus berupaya melakukan langkah-langkah lain untuk mengurangi dampak banjir, seperti peningkatan kapasitas infrastruktur drainase dan sosialisasi kepada masyarakat. Namun, modifikasi cuaca dilihat sebagai solusi jangka pendek yang efektif untuk mengurangi volume air yang masuk ke Jakarta.
Pemerintah Jakarta berkomitmen untuk terus memantau perkembangan situasi dan mengambil tindakan yang diperlukan guna meminimalisir dampak banjir dan melindungi warga Jakarta. Kolaborasi dan koordinasi antar-lembaga tetap menjadi kunci dalam menghadapi tantangan bencana alam yang semakin sering terjadi ini. Semoga upaya modifikasi cuaca nasional dapat segera terealisasi dan memberikan hasil yang signifikan dalam mengurangi genangan air di Jakarta.
Langkah-langkah yang direncanakan:
- Modifikasi cuaca untuk mengarahkan curah hujan ke laut.
- Koordinasi dan kolaborasi dengan BNPB dan pemerintah daerah penyangga.
- Peningkatan kapasitas infrastruktur drainase.
- Sosialisasi kepada masyarakat.