Faye Losotaluno Mundur dari Posisi CEO Tinder di Tengah Tekanan Bisnis
Kabar mengejutkan datang dari perusahaan aplikasi kencan daring, Tinder. Faye Losotaluno, yang menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO), mengumumkan pengunduran dirinya dari perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat tersebut. Keputusan ini diumumkan melalui unggahan di platform LinkedIn pribadinya pada Kamis (22/5/2025).
Dalam pesannya, Losotaluno merefleksikan perjalanannya selama delapan tahun di Tinder dan perusahaan induknya, Match Group. Ia mengungkapkan rasa bangganya menjadi bagian dari evolusi Tinder, terutama dalam mengadopsi teknologi-teknologi baru, termasuk kecerdasan buatan (AI).
"Pengalaman di Tinder sulit diungkapkan dengan kata-kata. Namun, jelas bahwa saya senang menjadi bagian dari evolusi Tinder yang saat ini telah berkembang dan mengadopsi banyak teknologi baru, termasuk teknologi kecerdasan buatan (AI)," tulis Losotaluno dalam unggahannya.
Losotaluno juga menyampaikan rasa terima kasih kepada rekan-rekan kerjanya selama masa jabatannya. Ia mengaku bersyukur atas kesempatan bekerja bersama tim yang solid dan berjanji akan terus menjunjung tinggi nilai-nilai yang diperolehnya di Tinder.
Faye Losotaluno menduduki kursi CEO Tinder sejak tahun 2024. Sebelumnya, posisi tersebut sempat kosong selama kurang lebih dua tahun dan diisi sementara oleh CEO Match Group, Bernard Kim. Dengan pengunduran dirinya yang efektif pada Juli 2025, masa jabatan Losotaluno sebagai CEO Tinder hanya berlangsung sekitar satu tahun lima bulan.
Meskipun tidak mengungkapkan secara spesifik rencana karirnya setelah meninggalkan Tinder, Losotaluno mengisyaratkan bahwa fokusnya ke depan akan lebih bersifat personal dan mengejar ambisi-ambisi pribadinya.
Pengganti Losotaluno telah ditunjuk. Spencer Rascoff, CEO Match Group saat ini, akan mengambil alih tampuk kepemimpinan Tinder setelah kepergian Losotaluno. Rascoff juga menyampaikan apresiasinya kepada Losotaluno atas kontribusinya selama berada di Tinder dan Match Group.
"Terima kasih Faye atas kontribusinya di Tinder dan Match Group selama delapan tahun belakangan ini. Saya bangga bisa bekerja bersama dia dan mengembangkan Tinder menjadi platform kencan online modern yang fokus pada pengguna," ujar Rascoff melalui LinkedIn.
Keluarnya Losotaluno dari Tinder terjadi di tengah tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan. Penurunan jumlah pelanggan berbayar, persaingan dengan platform serupa di bawah naungan Match Group, dan stagnasi pendapatan menjadi beberapa faktor yang membebani kinerja Tinder. Untuk mengatasi permasalahan ini, Match Group dilaporkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 13 persen karyawannya, yang sebagian besar berasal dari Tinder.