Midi Utama Indonesia Lepas Kendali Lawson Indonesia ke Alfamart Akibat Kontribusi yang Terus Menurun
PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) secara resmi mengalihkan kepemilikan mayoritas sahamnya di PT Lancar Wiguna Sejahtera (Lawson Indonesia) kepada PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), pengelola jaringan ritel Alfamart. Transaksi senilai Rp 200,45 miliar ini melibatkan pelepasan 1,4 miliar lembar saham Lawson Indonesia.
Keputusan strategis ini didasari oleh evaluasi kinerja Lawson Indonesia yang menunjukkan kontribusi yang semakin mengecil terhadap pendapatan konsolidasi MIDI. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kontribusi Lawson Indonesia per 31 Desember 2024 hanya mencapai 6,8% dari total pendapatan MIDI. Tren penurunan ini terus berlanjut hingga kuartal pertama 2025, dengan kontribusi Lawson Indonesia merosot menjadi 4,3%.
"Kontribusi pendapatan LWS terhadap pendapatan neto Perseroan tidak signifikan," demikian pernyataan resmi Sekretaris Perusahaan MIDI, Suantopo Po, dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dana yang diperoleh dari divestasi saham Lawson Indonesia akan dialokasikan untuk memperkuat lini bisnis utama MIDI di sektor perdagangan ritel. Perusahaan berencana untuk melakukan ekspansi agresif dengan membuka 200 gerai baru di berbagai wilayah. Guna mendukung ekspansi tersebut, MIDI telah menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 1,5 triliun. Alokasi dana ini akan digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk:
- Pendirian gerai baru
- Pembangunan gudang baru
- Perpanjangan masa sewa lokasi strategis
- Renovasi dan modernisasi gerai yang sudah ada
- Pengembangan fasilitas gudang yang ada
Manajemen MIDI menyatakan optimisme bahwa pelepasan saham Lawson Indonesia akan memberikan dampak positif bagi kinerja keuangan perusahaan di masa mendatang. Dengan fokus pada pengembangan bisnis ritel yang lebih menjanjikan, MIDI berharap dapat meningkatkan profitabilitas dan memperkuat posisi pasar.
Sebelumnya, Lawson Indonesia telah menutup sekitar 300 gerai sepanjang tahun 2024. Langkah ini diungkapkan dalam public expose MIDI pada 16 Mei 2025. Manajemen menjelaskan bahwa penutupan gerai merupakan bagian normal dari dinamika bisnis ritel. Beberapa faktor yang menyebabkan penutupan gerai antara lain:
- Pemilik tanah/bangunan tidak memperpanjang masa sewa.
- Perubahan kondisi lingkungan atau potensi pasar di sekitar gerai.
- Kinerja keuangan gerai yang tidak lagi memenuhi target.