Makam Bayi di Bangli Dinodai, Desa Adat Lakukan Ritual Penyucian

Desa Adat Demulih di Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali, dikejutkan dengan insiden vandalisme yang menimpa area pemakaman bayi. Peristiwa ini, yang dianggap mencemari kesucian desa menurut kepercayaan Hindu, mendorong dilaksanakannya serangkaian ritual penyucian.

Menurut Kepala Desa Demulih, I Nyoman Wijana, ritual mecaru telah dilakukan untuk membersihkan energi negatif yang diakibatkan oleh pembongkaran misterius makam-makam tersebut. Upacara ini bertujuan untuk memulihkan keseimbangan spiritual di area pemakaman dan memastikan ketenangan arwah para bayi yang dimakamkan di sana. Setelah kejadian ini, pengamanan area pemakaman diperketat dengan melibatkan pecalang, petugas keamanan desa adat, untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.

Berdasarkan laporan, terdapat indikasi 14 makam bayi yang menjadi sasaran vandalisme. Namun, hanya tiga makam yang terlihat jelas bekas penggalian dengan kedalaman sekitar 30 sentimeter. Makam bayi ini terletak di area khusus di dalam kompleks pemakaman desa, terpisah dari area pemakaman orang dewasa yang berada di bagian depan.

Praktik pemakaman bayi di area khusus ini merupakan tradisi yang telah lama berlangsung di Desa Adat Demulih. Bayi yang meninggal dunia pada usia 0 hingga 3 bulan dimakamkan di area tersebut. Insiden ini tidak hanya menimbulkan kesedihan bagi keluarga yang bersangkutan, tetapi juga keprihatinan mendalam bagi seluruh masyarakat desa. Pelaku perusakan makam masih belum diketahui dan kasus ini masih dalam penyelidikan pihak berwajib.