Pro dan Kontra Pemasangan CCTV dalam Upaya Penertiban Parkir Liar di Tanah Abang
markdown Kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, menjadi fokus perhatian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam upaya penertiban parkir liar. Salah satu langkah yang diambil adalah pemasangan kamera pengawas (CCTV) di beberapa titik strategis. Kebijakan ini menuai beragam reaksi dari masyarakat setempat. Sebagian warga menyambut baik inisiatif ini dengan harapan dapat mengurangi praktik parkir ilegal yang meresahkan. Namun, ada pula yang skeptis terhadap efektivitas CCTV jika tidak dibarengi dengan penegakan hukum yang tegas dan penataan sumber daya manusia yang terlibat.
Fifi, seorang warga Tanah Abang, mengungkapkan keraguannya terkait efektivitas pemasangan CCTV. Menurutnya, akar permasalahan terletak pada keberadaan juru parkir liar yang kerap kali menawarkan lahan parkir di area yang tidak resmi. Ia berpendapat bahwa meskipun dipasang banyak CCTV, praktik parkir liar akan tetap marak jika tidak ada tindakan tegas terhadap oknum-oknum yang terlibat. Fifi menyoroti bahwa juru parkir liar seringkali menginformasikan kepada pengunjung bahwa lahan parkir resmi telah penuh, sehingga memaksa mereka untuk parkir di area ilegal dengan tarif yang tidak sesuai. Padahal, menurutnya, lahan parkir resmi seringkali masih tersedia.
Berbeda dengan Fifi, Ani, warga lainnya, berpendapat bahwa pemasangan CCTV dapat memberikan efek jera bagi para pelaku parkir liar. Ia meyakini bahwa keberadaan kamera pengawas dapat membuat orang berpikir dua kali sebelum melanggar aturan parkir. Namun, Ani menekankan pentingnya tindakan tegas dari pihak berwenang. Ia khawatir jika tidak ada sanksi yang jelas dan konsisten, para pelanggar akan tetap mengulangi perbuatannya meskipun terpantau oleh CCTV.
Rizal, seorang warga yang lebih muda, juga menyambut baik pemasangan CCTV. Ia menilai bahwa inisiatif ini dapat membantu mencegah praktik pemerasan oleh juru parkir liar yang kerap mematok tarif tinggi. Rizal mencontohkan kasus viral sebelumnya di mana seorang pengunjung dikenakan tarif parkir yang tidak wajar hingga mencapai Rp 60.000. Ia berharap dengan adanya CCTV, kejadian serupa tidak akan terulang kembali dan menciptakan lingkungan parkir yang lebih tertib dan adil.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta berencana memasang total 10 CCTV di kawasan Tanah Abang. Saat ini, tujuh kamera telah terpasang dan kamera kedelapan sedang dalam proses pemasangan. Diharapkan, dengan adanya pengawasan yang lebih ketat melalui CCTV, praktik parkir liar di Tanah Abang dapat diminimalisir dan menciptakan kenyamanan bagi pengunjung serta ketertiban lalu lintas di kawasan tersebut.