Ma'la: Kompleks Pemakaman Bersejarah di Mekkah, Saksi Bisu Peradaban Islam dan Tempat Bersemayam Ulama Nusantara
Mekkah, kota suci umat Islam, bukan hanya menyimpan Ka'bah dan Masjidil Haram, tetapi juga menyimpan jejak sejarah peradaban Islam di berbagai sudutnya. Salah satunya adalah Ma'la, sebuah kompleks pemakaman yang terletak di dataran tinggi Mekkah. Tempat ini menjadi peristirahatan terakhir bagi tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam, termasuk Khadijah binti Khuwailid, istri pertama Nabi Muhammad SAW, serta sejumlah ulama besar dari Indonesia.
Ma'la, yang dalam bahasa Arab disebut sebagai Mu'alla, memiliki arti 'tempat yang tinggi'. Lokasinya yang berada di dataran tinggi Mekkah menjadi salah satu alasan penamaan tersebut. Selain itu, Ma'la juga dikenal sebagai 'Jannatul Mu'alla' atau 'Taman Surga yang Tinggi', yang mencerminkan kemuliaan dan keberkahan tempat ini di mata umat Islam.
Sejarah dan Keutamaan Ma'la
Kompleks pemakaman Ma'la telah ada sejak lama, jauh sebelum Islam datang. Namun, keberadaannya semakin dikenal dan dimuliakan setelah menjadi tempat pemakaman Khadijah, sosok wanita mulia yang pertama kali beriman kepada Nabi Muhammad SAW dan mendukung perjuangan dakwahnya. Selain Khadijah, Ma'la juga menjadi tempat pemakaman keluarga Nabi Muhammad SAW, seperti putra-putranya, Qasim dan Abdullah, serta kakeknya, Abdul Muthalib.
Keberadaan makam Khadijah di Ma'la menjadi daya tarik utama bagi para peziarah, termasuk jamaah haji dan umrah dari seluruh dunia. Mereka datang untuk mendoakan Khadijah dan mengenang keteladanannya sebagai seorang istri, ibu, dan pejuang Islam. Selain itu, para peziarah juga memanfaatkan kesempatan untuk berziarah ke makam keluarga Nabi Muhammad SAW dan tokoh-tokoh penting lainnya yang dimakamkan di Ma'la.
Ma'la dan Ulama Nusantara
Ma'la tidak hanya menjadi tempat pemakaman tokoh-tokoh penting dari tanah Arab, tetapi juga menjadi tempat bersemayam sejumlah ulama besar dari Indonesia. Hal ini menunjukkan hubungan erat antara Indonesia dan tanah suci Mekkah sejak dahulu kala. Beberapa ulama Indonesia yang dimakamkan di Ma'la antara lain:
- Syekh Nawawi Al-Bantani: Ulama besar asal Banten yang dikenal sebagai Bapak Kitab Kuning Indonesia. Karya-karyanya banyak dibaca dan dijadikan rujukan di pondok pesantren di seluruh Indonesia.
- KH. Maimoen Zubair: Ulama kharismatik asal Rembang yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang. Beliau dikenal sebagai sosok yang alim, zuhud, dan memiliki pengaruh besar di kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
- KH. Sofyan Miftahul Arifin: Ulama asal Situbondo yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Arifin. Beliau dikenal sebagai sosok yang ahli dalam ilmu fikih dan tasawuf.
Keberadaan makam para ulama Indonesia di Ma'la menjadi bukti kecintaan dan penghormatan masyarakat Indonesia terhadap ilmu dan ulama. Para peziarah dari Indonesia seringkali menyempatkan diri untuk berziarah ke makam para ulama tersebut, mendoakan mereka, dan mengenang jasa-jasa mereka dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia.
Ziarah Kubur dalam Islam
Ziarah kubur merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh umat Islam untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia dan mengingatkan diri akan kematian. Nabi Muhammad SAW sendiri tidak melarang ziarah kubur, bahkan beliau pernah berziarah ke makam Baqi', tempat dimakamkannya para sahabat dan umat Islam lainnya.
Ziarah kubur di Ma'la menjadi salah satu aktivitas yang banyak dilakukan oleh jamaah haji dan umrah. Mereka datang untuk mendoakan para tokoh penting yang dimakamkan di sana, mengenang sejarah Islam, dan mengambil pelajaran dari kehidupan mereka. Ziarah kubur juga menjadiMomentum untuk merenungi diri dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian.
Ma'la, dengan segala sejarah dan keutamaannya, menjadi salah satu tempat yang istimewa di Mekkah. Tempat ini tidak hanya menjadi saksi bisu peradaban Islam, tetapi juga menjadi tempat bersemayam tokoh-tokoh penting yang telah memberikan kontribusi besar bagi agama dan umat Islam. Bagi para peziarah, Ma'la menjadi tempat untuk mengenang sejarah, mendoakan orang-orang yang telah meninggal dunia, dan merenungi makna kehidupan.